Laman

Senin, 01 November 2010

Persembahan Untuk Sang Guru


Padamu Guru
Terima kasihku
Kau dahulu mengasuhku
Untuk mampu berdiri hingga tegak sama tinggi
Mandiri
Bagai elang berani terbang sendiri

Kau telah melatihku
Untuk bisa menyisihkan beras dari sekam
Membedakan permata dari kaca
Menyimak ungkapan dari ucapan

Kau turut mengajariku
Untuk berpikir tentang berpikir
Bagaimana belajar dan mengajar
Mengupas makna dengan nalar

Kau sudah mendidikku
Untuk tidak berhenti pada titik
Terus melaju mendahului waktu
Menguak mengukir takdir

Kau pernah mendorongku
Menjadi jauhari tempat bertanya
Bagai teluk timbunan kapal
Pembekal para nahkoda
Belajar ke pulau cita-cita

Walau kadang tempat berpijak kita berbeda
Ku tahu kita tetap saling percaya
Saling menghormat dan saling mengisi
Dan terus dapat saling mengerti
Karena biar bagaimanapun
Kita sama-sama manusia
Sama-sama khalifah Tuhan di mayapada

Padamu Guru
Terima kasihku
Teladanmu menjadi pemicu dan pemacu semangat
Selama hayat di kandung badan


Sebuah puisi yang dibuat oleh seorang Daoed Joesoef kepada orang yang begitu dikaguminya. Dia menyebutnya sebagai ”guru”, dan orang itu adalah Soemitro Djojohadikusumo. Sebuah karya yang begitu indah, yang tidak salah jika kami lantunkan kembali sebagai penanda bahwa kamipun punya seorang guru. Guru yang memang patut digugu dan ditiru, patut diteladani semua sisi kehidupannya. Inilah karya yang sudah kami retouch, namun tidak mengurangi maknanya. Semoga berkenan, Guru.

-Anak Kajian@2010
kiki, yuni, maya, sari, izza, betha, lany, dewi, yudi, fani, zainy, rustan.


Sebuah tanda mata yang begitu dalam bermakna, lembut menyentuh, serta tulus mengharukan. Terima kasih teman-teman, atas uluran kasihmu, kelapangan hatimu, kebaikan budimu, keluhuran martabatmu, serta keikhlasan jasa-jasamu padaku. Sungguh ini adalah hadiah terbesar yang luar biasa selama aku berinteraksi dengan kalian semua, dan akan aku jadikan sebagai bekal dan modal pengingat di hari-hariku yang akan datang. Betapa aku beruntung pernah menjadi bagian dari masa-masa kalian, dan itu sangatlah membanggakan! Semoga jalinan hati ini kan terus terukir indah dan terikat erat untuk selamanya, wahai sahabat dan kebanggaanku ... Majulah terus sahabat, engkaulah masa depan itu!

(Jika catatan ini kemudian aku ungkapkan, bukan aku ingin menonjolkan diriku dihadapan kalian, namun semata-mata untuk mengabadikan keindahan yang pernah kita rajut bersama di tepian mahakam bumi etam ...)

Dari Sudut Tepian Mahakam,
20 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar