Laman

Jumat, 01 Oktober 2010

Hukum Keseimbangan & Kompensasi (Give n Receive)


1.      ”Semakin banyak kita memberi, semakin banyak yang akan kita terima”. Maka, perbanyaklah memberi (berderma) dan ingat akan kedahsyatan memberi (the power of giving) …
2.      “Semakin benci kita kepada seseorang, semakin sulit menghilangkan bayangan orang tersebut dari pikiran & hari-hari kita”. Maka berjalanlah di muka bumi dengan senyuman dan kasih sayang, sembari mengingat akan kedahsyatan senyuman (the power of smile) …
3.      “Semakin banyak harta yang kita raih, semakin lemah energi kita untuk menjaga kesucian harta tersebut”. Maka, bersyukurlah untuk setiap harta yang ‘mencukupi’, bukan yang ‘melimpahruahi’ … Ingat akan kedahsyatan rasa tercukupi (the power of feeling enough) … Ordinary riches can be stolen, real riches cannot. In your soul are infinitely precious things that cannot be taken from you (Oscar Wilde).
4.      “Semakin tulus kita menerima apapun yang kita miliki, semakin besar nilai, manfaat & keberkahan dari sesuatu yang kita miliki tersebut”. Ingat akan kedahsyatan bersyukur (the power of grateful) …
5.      Hidup adalah pilihan: sedih atau bahagia; protes atau menerima; bergegas untuk kebaikan atau memperlambatnya; memaksa diri untuk berbuat sesuatu atau memanjakan kemalasan; berebut untuk memberi atau lebih suka meminta; memperbaiki atau memperburuk keadaan. Semuanya tergantung watak dan perilaku kita. There is only one factor that can make the difference between the two: our attitude.
6.      “Tidak selamanya menang harus dengan mengalahkan; tidak sepantasnya kemuliaan diraih dengan merendahkan; tidak selamanya kaya harus dengan banyak harta; tidak selamanya ‘nglurug’ harus dengan banyak bala tentara; dan tidak selamanya sakti karena aji-aji atau mantra”. Be sincere, be confident, be yourself …
7.      Ada gelap ada terang; ada siang ada malam; ada hitam ada putih; ada baik ada buruk; ada benar ada salah; ada nafsu ada iman; ada benci ada cinta; ada kanan ada kiri. Berusahalah untuk berpindah selalu dari yang kurang kepada yang lebih, dari yang kelam kepada yang terang! It's time to re-DREAM... re-IMAGINE... re-THINK... re-ENVISION... re-INSPIRE... and re-CREATE our lives from the ground up.
8.      “Semakin banyak kita bicara, semakin berkurang makna dari ucapan kita”. Maka, bicaralah saat benar-benar dibutuhkan, dan bicaralah dengan sesuatu yang sudah engkau pikirkan dengan baik. Ingat, meskipun silence is more musical than any song, namun tak selamanya silence is gold
9.   “Semakin kita merasa pintar, semakin sulit kita belajar sesuatu. Semakin kita merasa kuat, semakin terbuka ruang kelemahan kita”. Maka, selalulah membuka diri terhadap hal-hal baru yang belum kita miliki. Keep growing and learning! Somewhere, something incredible is waiting to be known
10. “Semakin tidak terkontrol kita mengejar sesuatu, semakin terjebak kita pada sesuatu tersebut” (kejarlah daku kau kutangkap). Maka, jagalah ambisi kita agar tidak mendegradasikan kepribadian kita. Kendalikan dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih … Ingat, ambition is like love, impatient both of delays and rivals.
11. “Semakin sibuk kita mencampuri urusan atau mencari kesalahan orang lain, semakin sedikit kesempatan kita untuk mengenal dan memperbaiki diri sendiri”. Never allow someone to be your priority while allowing yourself to be their option.
12.        “Kekuatan terbesar dan terakhir seorang makhluk adalah “pasrah” (tawakal). Namun, pasrah akan menjadi kekuatan setelah kita obah (gerak, berusaha), bukan mlumah (tidur, tanpa usaha)”. Obah + pasrah = endah lan berkah. Mlumah + pasrah = crah lan bubrah. Ingat, excellence is not a singular act, but a habit. You are what you repeatedly do.
13. ”Padukan mimpi cerdas kita dengan kerja keras. Kerja keras tanpa mimpi akan tersesat, sedang mimpi tanpa kerja keras adalah kehampaan”. Ingatlah, the true entrepreneur is a doer, not a dreamer ... Tapi ingatlah juga bahwa intelligence without ambition is a bird without wings
14. “Ketika satu rejeki ditutup oleh makhluk, yakinlah bahwa pintu-pintu rejeki lain akan dibukakan oleh Sang Maha Pencipta makhluk. Selalulah melihat pada sisi kebaikan dan cari berbagai kemungkinan”. When one door of happiness closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us.
15. “Ketika fikiran dan fisik kita tidak lagi mampu menjadi tumpuan, ketika akal sehat sudah tidak mampu mencarikan jalan keluar dalam hidup, terapkan terapi air mata untuk mengadu kepada Sang Maha Meliputi”. Ingat, tears are words the heart and the mouth can't express.
16. “Ketika hiruk pikuk duniawi semakin membuat badan lelah, pikiran ruwet, hati gelisah, dan hidup tidak tenang, maka kembalilah kepada keheningan”. Ingat, keheningan, kepasrahan, dan “kehampaan” (zero-mind) akan menghidupkan alam bawah sadar (sub-consciousness) yang sarat dengan anekaragam kekuatan yang dahsyat. For, he who expects nothing shall not be disappointed …
17. “Berhati-hatilah dengan ucapan, tindakan, atau perilaku yg tidak baik, karena akan menimbulkan energi negatif kpd orang lain dan mengotori alam semesta”. Ciptakanlah dunia yg lebih cerah dengan menyebarkan virus optimisme, kesetiaan, spirit berbagi, dan semangat berlomba menjadi yg terbaik. Every day we ought to review our purpose, saying to ourselves: “Today let me make a sound beginning, sound running, and sound concluding”.
18. “Berhati-hatilah dengan comfort-zone, dan ingatlah tentang Ojo Dumeh. Segala sesuatu bersifat sementara, dan terus berputar (Cakra-manggilingan)”. Maka, bersiaplah untuk turun ketika kita berada diatas, persiapkan diri untuk datangnya keterbatasan setelah era keberlimpahan. Sebaliknya, berbahagialah saat masih kekurangan, karena itu berarti kita memiliki kesempatan besar untuk membangun keunggulan & membuktikan kelebihan diri. Bersyukurlah ketika kita dibawah, karena itu berarti kita belum memiliki beban spt orang2 yg ada diatas. Ingat, the only certainty is that nothing is certain. There is no security on this earth, there is only opportunity.
19. Selalulah berpegang pada tali Allah (kebenaran). Sekecil apapun penyimpangan, sesedikit apapun kesalahan, se-sepele apapun penyelewengan dan pengingkaran, tidak pernah lepas dari pengawasan-Nya. Ingat selalu pepatah leluhur kita: “sapa salah, seleh”; ”becik ketitik, ala ketara”; ”sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga”. Truth is the only safe ground to stand on.
20. “Sangkaning dumadi = paraning dumadi”. Ketika kita melangkah berjalan ke suatu tujuan, selalu ingatlah asal-usul dan tujuan awal penciptaan kita. Sesungguhnya seluruh gerak akan kembali kepada asalnya, dan sesungguhnya setiap kehidupan selalu merindukan masa sebelum kehidupan. Kata orang bijak, “setinggi-tinggi Bangau terbang, kembalinya ke kubangan juga”. Maka, jangan pernah lupa konsep keseimbangan dalam ucapan sangkan paraning dumadi. The best and safest thing is to keep a balance in your life.
21. “Ungkapan ‘urip iku mung saderma mampir ngombe’, atau ‘urip sing sak madya’, atau ‘urip kudu tansah eling lan waspada’, mengajarkan bahwa hidup di dunia bukanlah tujuan, melainkan hanya alat, tahapan, dan kesempatan untuk mencapai tujuan hakiki”. Maka, maksimalkan energi hidup kita untuk mengenali tujuan akhir, tujuan utama, tujuan tertinggi dari keberadaan kita di muka bumi ini. Energy is the essence of life. Every day you decide how you're going to use it by knowing what you really want and what it takes to reach that goal.
22. “Kerja keras, kesulitan, bahkan pengorbanan adalah pintu gerbang menuju kesuksesan, kemuliaan dan kebahagiaan”. Nenek moyang kita mengingatkan: “jer basuki mawa bea, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, no pain no gain”. Maka, persiapkan diri kita thd karang sekeras apapun, angin sekencang apapun, jalan seterjal apapun, malam sekelam apapun! Sesungguhnya dibalik kesulitan ada berbagai kemudahan & keindahan … It is difficulties that show what men are!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar