Laman

Kamis, 15 Agustus 2013

9 Keberuntungan yang Terlupakan


Pengantar: Tulisan dibawah ini diambil dari tulisan Jemy V. Confido, 9 Keberuntungan Yang Terlupakan, Lionmag Juli 2013, hal. 24, 26, sebuah tulisan yang bagi saya sangat menginspirasi. Mengingat tidak banyak orang sempat membaca langsung dari majalan tersebut, saya ingin turut menyebarkan untuk masyarakat Indonesia dan dunia. Terima kasih untuk pak Jemy dan Lionmag.
 

(1) Kebaikan yang Terus Menerus Terjadi 

Kebaikan yang terus menerus terjadi seringkali terlupakan. Bangun di pagi hari dalam keadaan tubuh yang segar dan bugar serta mampu menghirup udara yang bersih sering dilupakan sebagai sebuah keuntungan karena hal tersebut sudah dianggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya. Padahal, bila keberuntungan yang satu ini tidak kita dapatkan, tidak ada keberuntungan lain yang bisa kita rasakan, bukan? Bentuk lain dari kebaikan yang seringkali terlupakan adalah kehadiran orang-orang yang sangat mendukung dan memperhatikan kita seperti istri, suami, ibu, ayah, sahabat, bawahan, dan sebagainya (termasuk anak-anak – red.) yang selalu ada untuk mendukung kita.  Keberadaan dan kebaikan mereka yang terus-menerus diberikan kepada kita acap kali dianggap sebagai sesuatu yang sudah sepatutnya. Biasanya, kitabaru menyadari keberuntungan yang satu ini pada saat orang-orang tersebut tidak hadir di dekat kita. 

(2) Kesempatan dan Kemampuan Untuk Berbuat Baik 

Berbuat baik tentu merupakan hal yang diinginkan oleh kebanyakan orang. Namun demikian, tidak selalu setiap orang yang menginginkan untuk berbuat baik benar-benar bisa melakukannya. Karena itu, kita patut mensyukuri kesempatan dan kemampuan berbuat baik sebagai sebuah keberuntungan yang bahkan lebih besar daripada orang yang menerima perbuatan baik tersebut. Itulah sebabnya menurut keyakinan agama tertentu, mereka patut berterimakasih bila kebaikan yang mereka berikan kepada orang lain bisa diterima dengan baik oleh orang tersebut. Hal ini agak aneh bukan? Bukannya yang menerima tetapi malah yang memberi yang berterima kasih. Namun keyakinan tersebut ada benarnya. Misalnya, suatu ketika Anda sangat ingin membelikan sepeda untuk anak Anda. Setelah beberapa bulan menabung dengan susah payah, akhirnya Anda bisa mewujudkan keinginan tersebut. Andapun memberikan sepeda tersebut sebagai kejutan untuk anak Anda. Tentu saja anak Anda sangat bergembira. Namun saya yakin, Anda jauh lebih bergembira melihat kegembiraan anak Anda tersebut. Sayangnya, keberuntungan yang satu ini cukup sering terlupakan. Bayangkan bila anak Anda tadi menolak sepeda yang sudah Anda dapatkan dengan susah payah, betapa hancurnya hati Anda bukan?  

(3) Kemampuan Menghadapi Kesulitan 

Keberuntungan yang satu ini memang cukup sering terlupakan seperti dituturkan dalam kisah fiktif ini. Suatu ketika, seorang nenek sangat menginginkan sebuah baju hangat agar is bisa berjalan-jalan di pagi hari. Namun apa dikata, nenek tersebut hingga ajalnya tidak pernah mendapatkan baju hangat yang ia inginkan. Ketika menghadap Tuhan, sang nenek protes, kenapa ia tidak diberikan baju hangat. Lalu Tuhan menjawab, bukankah yang selama ini dibutuhkan sang nenek adalah kesehatan dan kemampuan untuk menghadapi udara dingin di pagi hari sehingga ia tetap bisa berjalan-jalan? Tuhan sudah memberikannya, namun si nenek tidak menyadarinya. 

(4) Sesuatu yang Tidak Pernah Dimiliki 

Apa yang kita inginkan seringkali tidak menjadi keberuntungan bagi kita namun justru menjadi cobaan dan tidak jarang malah menjadi kesulitan. Seorang karyawan suatu ketika sangat ingin dipromosikan menempati kedudukan atasannya sekarang. Ia merasa sudah sangat siap dan ia pun yakin bila kedudukannya meningkat, maka demikian pula pendapatannya dan kebahagiaan keluarganya. Saat yang dinanti-nantikan pun akhirnya tiba. Karyawan tersebut dipromosikan. Namun setelah ia menjabat kedudukan yang baru tersebut, istri dan anaknya mulai sering mengeluh karena ia jadi jarang di rumah dan sering marah. Memang pendapatannya meningkat, tapi kebahagiaannya justru berkurang. Hikmah dari cerita ini bukan berarti Anda tidak boleh naik jabatan atau meningkatkan penghasilan. Namun, untuk mendapatkan kebahagiaan, Anda tidak selalu membutuhkan promosi dan penghasilan yang lebih besar. Yang diperlukan hanyalah mensyukuri kebahagiaan itu sendiri. 

(5) Amarah yang Bisa Diatasi 

Banyak akibat buruk yang ditimbulkan sebuah amarah. Selain tidak baik untuk kesehatan dan menyebabkan hubungan menjadi kurang harmonis, amarah juga membuat kita tidak bijak saat membuat keputusan, terlebih lagi keputusan penting. Marah tentu saja merupakan bagian dari emosi manusia yang tidak bisa dihindarkan dan ada kalanya perlu. Tetapi membiarkan marah menjadi amarah sungguh merugikan kita. Suatu ketika, seorang ayah mensyukuri keberhasilannya mengatasi amarah kepada putrinya manakala ia mengetahui putrinya tersebut mencuri uangnya. Hampir saja si ayah memukul wajah putrinya dengan tongkat. Bayangkan seandainya tongkat itu jadi mendarat di wajah sang putri, bukan saja luka bekas pukulan itu membuat wajahnya menjadi kurang cantik, namun justru luka batinnya lah yang lebih parah karena bisa merusak kepribadian sang putri tersebut bertahun-tahun kemudian. Bila Anda bisa mengatasi amarah, maka sesungguhnya Anda adalah seorang yang beruntung karena Anda terbebas dari kemungkinan yang jauh lebih buruk. 

(6) Kekurangan Dibalik Kelebihan 

Banyak orang yang menilai kelebihan sebagai sebuah keberuntungan dan kekurangan sebagai sebuah keterbatasan. Namun demikian, kita bisa mengubah cara pandang tersebut agar lebih bermanfaat. Sesungguhnya, kekurangan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Bahkan  dalam banyak kasus, kekurangan seringkali menjadi motivator yang sangat efektif untuk membat seseorang menjadi lebih kuat lagi. Menurut pada ahli, Steffi Graf merupakan petenis yang kurang berbakat dibanding Gabriela Sabatini. Namun demikian, Steffi Graf lebih banyak memenangkan turnamen dan grand slam. Mengapa? Karena Steffi Graf menyadai kekurangannya  tersebut dan mau menambah porsi latihannya setiap hari. Sayangnya, kebanyakan orang tidak cukup peka dan mau menyadai kekurangannya sehingga ia tidak bisa meningkatkan apa yang sudah diperolehnya. Beruntunglah Anda bila Anda bisa menemukan kekurangan Anda. 

(7) Keberanian Untuk Jujur Terhadap Diri Sendiri 

Keberanian untuk bersikap jujur, khususnya terhadap diri sendiri, bukanlah merupakan sesuatu yang mudah. Padahal, kejujuran seperti ini bisa membawa banyak berkah bagi diri kita sendiri dan menghindarkan diri kita ataupun orang lain dari kesulitan. Suatu ketika, seorang ibu tidak mau menerima dengan jujur bahwa anaknya menderita autis. Ibu inipun berusaha mencari para pakar yang sependapat dengan dirinya bahwa anaknya tidak autis. Ibu tersebut juga tidak mau membawa anaknya untuk mengikuti terapi. Ia bahkan menuduh para dokter yang menyatakan anaknya autis tersebut telah membuat kesimpulan yang salah. Alhasil, kondisi anaknya tersebut semakin arah dan memprihatinkan. Bersyukurlah bila Anda memiliki keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri karena dengan demikian Anda akan berusaha menjadi manusia yang lebih baik. 

(8) Keberadaan Pesaing 

Keberadaan pesaing seringkali diartikan sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah. Memang benar bahwa pesaing tidak selalu bermain fair dalam pertarungan yang kita hadapi. Namun demikian, kita bisa melihat pesaing sebagai motivator untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kita. Pesaing juga merupakan salah penyuntik semangat agar kita tidak cepat puas dengan apa yang telah kita lakukan. Suatu ketika, seorang General Manager sebuah perusahaan sepeda motor mengatakan bahwa ia sangat bersyukur karena memiliki pesaing. Menurutnya, kehadiran pesaing telah menjadi obat yang sangat mujarab untuk menyadarkan karyawannya agar tidak cepat berpuas diri dan mau berusaha untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka. Bila Anda merenungkannya baik-baik, mungkin Anda baru menyadari bahwa ternyata Anda perlu mensyukuri kehadiran pesaing Anda. 

(9) Doa yang Tersembunyi 

Tanpa sepengetahuan kita, sebenarnya ada orang-orang yang berharap kita bisa mendapatkan kebaikan. Namun karena sesuatu dan lain hal, orang-orang tersebut memilih untuk tidak mengatakannya kepada kita secara langsung. Namun demikian, mereka tetap mendoakan kita setiap saat. Tentu saja, karena dipanjatkan secara tulus dan ikhlas, doa-doa tersebut mendapat kemurahan dari Yang Maha Kuasa sehingga menjadi perlindungan dan kekuatan bagi kita dalam menghadapi berbagai kesulitan. Bersyukurlah karena masih ada orang-orang yang mendoakan kita tanpa kita ketahui. Ironisnya, mungkin saja orang tersebut adalah orang yang paling kita benci selama ini.

Sumber: Jemy V. Confido, 9 Keberuntungan Yang Terlupakan, Lionmag Juli 2013, hal. 24, 26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar