Apa yang
dilakukan orang tua saat ini akan sangat mempengaruhi apakah seorang anak
menjadi rajin atau malas. Dan bahkan, sopan atau keterlaluan.
Cara Anda
merespon perilaku anak Anda akan membentuk tingkah laku anak Anda. Saat ini,
langkah yang perlu dipupuk adalah bagaimana kita sebagai orang tua mengajarkan
kepada anak yang belum rasional agar bertingkah laku baik dan mengerti kosep
yang baik dalam tingkah laku. Mulailah dengan kesabaran, berikan latihan dan
Anda bisa memberikan beberapa aturan untuk kedisiplinan mereka sehingga
kekolotan anak Anda akan menjadikanya sosok anak-anak yang menyenangkan. Aturan
yang bisa Anda terapkan tersebut antara lain:
Aturan 1:
Menonjolkan Sikap positif
Akan mudah
menjadi kebiasaan, jika Anda bereaksi pada saat terlihat perilaku anak Anda
yang kurang benar. Anda harus selalu mencampuri dan mengkoreksi setiap kali
anak Anda melakukan suatu kesalahan. Akan tetapi, Anda akan menjadi lebih
berhasil jika Anda secara aktif menekankan perilaku yang baik, selama anak Anda
menghargai ijin Anda di atas segalanya.
Berikan
pendekatan yang baik dan halus ketika mereka berperilaku keliru, karena hal itu
akan membuat mereka lebih menghormati Anda. Hargai mereka dengan ucapan
seperti, "Ayah atau Ibu akan sangat gembira apabila kamu meletakkan
barang-barang yang telah selesai kamu gunakan ketempat semula."
Kata-kata itu
akan membuat mereka akan lebih senang melakukan hal tersebut dengan suka rela
daripada jika Anda memarahi mereka.
Aturan 2:
Mencegah Masalah
Menjauhkan
dan memindah benda tajam, mudah pecah, dan tanaman yang menggoda dari
lingkungan sekitar anak Anda akan menghilangkan kesalahan perilaku yang tidak
Anda inginkan. Selain itu, hindarkan situasi yang akan menyebabkan masalah.
Cobalah untuk menyuruh cepat tidur ketika waktu tidur malam telah tiba, atau
menyuruh makan saat waktu makan telah lewat.
Cara lain
untuk meminimalkan kepusingan Anda terhadap tingkahnya adalah, ingatkan dia
sebelum sesuatu menjadi kesalahan. Sebagai contoh, setiap akan tidur, Anda
sebaiknya mengingatkannya, "Buang air dulu sebelum tidur supaya tidak
ngompol."
Aturan 3:
Atur Batasan
Semua anak
butuh kejelasan, batas konsistensi untuk membatasi suatu prilaku itu bisa
diterima atau tidak dapat diterima. Pada kenyataannya, hal itu akan membuat
mereka merasa aman di dunia mereka, yakni pada setiap aktivitas yang mereka
lakukan.
Kadang-kadang,
memberikan batasan yang memaksa tampak tidak perlu. Seberapa penting atau
berbahayanya sebuah masalah, Anda harus bertanya pada diri Anda sendiri.
Misalnya, jika anak Anda yang berumur 12 bulan menarik buku atau mengacaukan
buku Anda yang ada dirak. Contoh lain, anak Anda yang berumur 1,5 tahun lupa
mengucapkan kata tolong saat meminta.
Jika Anda
tidak segera memperbaiki perilaku itu sekarang meski anak Anda terlihat begitu
lucu dan manis saat "menantang" Anda dengan perilaku itu Anda tetap
tidak akan menyukainya jika hal itu dilakukan berkali-kali. Mereka terus
mencoba membentuk apa yang baik dan apa yang tidak baik. Adalah tugas Anda
untuk memberitahukan kepada mereka.
Memang,
sangat mudah untuk memaafkan kesalahan anak kecil dengan mengatakan, "Oh,
dia 'kan masih kecil," atau "Dia tetap tidak akan mengerti meski saya
bilang jangan." Akan tetapi, anak Anda lebih cerdas dari apa yang Anda
fikirkan terhadap mereka. Dengan bantuan dan kesabaran Anda, mereka mampu
belajar membedakan sesuatu yang salah dan benar.
Aturan 4:
Tetap Tegas
Jika Anda
terlalu lunak, putra Anda juga akan suka membantah Anda. Dia akan segera
menemukan mana tombol yang ditekan untuk mendapatkan respon yang dia inginkan.
Dan anda dapat memastikan dia akan menekan dan menekan tombol itu kembali.
Lebih baik membuat hal itu jelas bahwa anda yang punya kuasa bukan putra anda.
Kekurangtegasan akan cenderung menyulitkan Anda sendiri. Jika Anda tidak
menekankan batasan yang boleh mereka lakukan, Anda merampas anak Anda untuk
mengerti bagaimana dia bertingkah laku seperti apa yang Anda harapan. Hal
tersebut akan membuat mereka akan menjadi liberal dan menjurus untuk melawan.
Aturan 5:
Tetapkan Harapan Anda Agar Perilaku Mereka Terus Realistis
Jika hal itu
tidak Anda lakukan, Anda harus bersiap untuk menerima kegagalan. Lakukan
peningkatan harapan Anda sebagaimana anak Anda tumbuh. Sebagai contoh,
sementara anak berumur setahun tidak diharapkan untuk menggunakan kata tolong
dan terima kasih, anak yang berumur 1,5 tahun dengan kosa kata lebih dari 50
kata memiliki kemampuan untuk belajar mengucapkan kata-kata itu.
Aturan 6:
Tetaplah Konsisten
Sekali Anda
buat aturan, tekankan hal itu pada mereka. Sikap tidak konsisten membingungkan
anak untuk belajar berperilaku. Jika Anda membenarkan dia tatkala menumpahkan
pasir dari wadahnya minggu lalu, kenapa Anda marah saat ini?Cobalah
memperkirakan aturan yang Anda terapkan agar tetap bisa untuk diikuti. Jika
anda mengatakan bahwa saat ini akan menjadi waktu yang tepat untuk membiarkan
anak Anda bermain di lantai sebanyak dua kali, maka biarkan mereka melakukan
hal itu terus-menerus tanpa larangan. Jangan larang anak Anda melakukan sesuatu
setelah mereka melakukan tiga hingga sepuluh kali.
Tentunya,
mustahil Anda akan tetap konsisten sepenuhnya dalam setiap hal. Ada ruang dan
celah untuk pengecualian. Anda mungkin bisa membiarkan anak Anda
melompat-lompat di sofa ketika dia terperangkap hujan, meski hal itu biasanya
dianggap tidak baik. Jelaskan mengapa ada perubahan dari biasanya karena ada
hal yang khusus dan hanya untuk hari itu saja.
Aturan 7:
Tetap Tenang
Pesan
disiplin Anda akam mempunyai pengaruh yang lebih besar jika anda mengirimkannya
dengan santai, sikap yang rasional. Ya, hal itu mudah untuk diucapkan tetapi
belum tentu mudah untuk dilaksanakan. Menaikkan nada suara Anda merupakan
reaksi yang alami, tetapi membentak masing-masing menurunkan mental anak dan membuat
Anda menurunkan model aturan Anda. Jika terlalu diam pun, akan membuat anak
Anda merasa yang dikerjakan adalah hal yang lucu dan akan melakukan hal yang
serupa kembali. Suara terlalu lembut atau tak biasanya, mungkin akan mencairkan
pesan anda pada mereka.
Aturan 8:
Pilihan Kata
Cara terbaik
untuk menyampaikan pesan agar sampai pada anak adalah dengan menggunakan
sedikit mungkin kata. Anak kecil lebih menyukai dan mengerti bila menerima
pesan yang singkat, seperti, pedas, jangan lari, digigit itu sakit, dan
lainnya.
Aturan 9:
Siapkan Contoh Yag Baik
Yang sering
kita lihat adalah seorang ibu yang memukul anaknya dengan tangan, padahal
mereka mengatakan pada putera mereka, "Jangan memukul!"
Cara
menasehati dengan melakukan pemukulan akan mengakibatan anak terbawa dengan
perlakuan yang diterimanya. Sebaiknya anda memberikan pengertian yang dapat
mereka terima dari pada harus menggunakan tangan untuk melerai mereka.
(dicopy dari www.tempo.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar