Pengantar: Tulisan dibawah ini diambil dari tulisan Jemy V. Confido, 9 Keberuntungan Yang Terlupakan, Lionmag Juli 2013, hal. 24, 26, sebuah tulisan yang bagi saya sangat menginspirasi. Mengingat tidak banyak orang sempat membaca langsung dari majalan tersebut, saya ingin turut menyebarkan untuk masyarakat Indonesia dan dunia. Terima kasih untuk pak Jemy dan Lionmag.
(1)
Kebaikan yang Terus Menerus Terjadi
Kebaikan yang terus menerus
terjadi seringkali terlupakan. Bangun di pagi hari dalam keadaan tubuh yang
segar dan bugar serta mampu menghirup udara yang bersih sering dilupakan
sebagai sebuah keuntungan karena hal tersebut sudah dianggap sebagai sesuatu
yang sudah semestinya. Padahal, bila keberuntungan yang satu ini tidak kita
dapatkan, tidak ada keberuntungan lain
yang bisa kita rasakan, bukan? Bentuk lain dari kebaikan yang seringkali
terlupakan adalah kehadiran orang-orang yang sangat mendukung dan memperhatikan
kita seperti istri, suami, ibu, ayah, sahabat, bawahan, dan sebagainya
(termasuk anak-anak – red.) yang
selalu ada untuk mendukung kita.
Keberadaan dan kebaikan mereka yang terus-menerus diberikan kepada kita
acap kali dianggap sebagai sesuatu yang sudah sepatutnya. Biasanya, kitabaru
menyadari keberuntungan yang satu ini pada saat orang-orang tersebut tidak
hadir di dekat kita.
(2)
Kesempatan dan Kemampuan Untuk Berbuat Baik
Berbuat baik tentu merupakan hal
yang diinginkan oleh kebanyakan orang. Namun demikian, tidak selalu setiap
orang yang menginginkan untuk berbuat baik benar-benar bisa melakukannya.
Karena itu, kita patut mensyukuri kesempatan dan kemampuan berbuat baik sebagai
sebuah keberuntungan yang bahkan lebih besar daripada orang yang menerima
perbuatan baik tersebut. Itulah sebabnya menurut keyakinan agama tertentu,
mereka patut berterimakasih bila kebaikan yang mereka berikan kepada orang lain
bisa diterima dengan baik oleh orang tersebut. Hal ini agak aneh bukan?
Bukannya yang menerima tetapi malah yang memberi yang berterima kasih. Namun
keyakinan tersebut ada benarnya. Misalnya, suatu ketika Anda sangat ingin
membelikan sepeda untuk anak Anda. Setelah beberapa bulan menabung dengan susah
payah, akhirnya Anda bisa mewujudkan keinginan tersebut. Andapun memberikan
sepeda tersebut sebagai kejutan untuk anak Anda. Tentu saja anak Anda sangat
bergembira. Namun saya yakin, Anda jauh lebih bergembira melihat kegembiraan
anak Anda tersebut. Sayangnya, keberuntungan yang satu ini cukup sering
terlupakan. Bayangkan bila anak Anda tadi menolak sepeda yang sudah Anda
dapatkan dengan susah payah, betapa hancurnya hati Anda bukan?
(3)
Kemampuan Menghadapi Kesulitan
Keberuntungan yang satu ini
memang cukup sering terlupakan seperti dituturkan dalam kisah fiktif ini. Suatu
ketika, seorang nenek sangat menginginkan sebuah baju hangat agar is bisa
berjalan-jalan di pagi hari. Namun apa dikata, nenek tersebut hingga ajalnya
tidak pernah mendapatkan baju hangat yang ia inginkan. Ketika menghadap Tuhan,
sang nenek protes, kenapa ia tidak diberikan baju hangat. Lalu Tuhan menjawab,
bukankah yang selama ini dibutuhkan sang nenek adalah kesehatan dan kemampuan
untuk menghadapi udara dingin di pagi hari sehingga ia tetap bisa
berjalan-jalan? Tuhan sudah memberikannya, namun si nenek tidak menyadarinya.
(4)
Sesuatu yang Tidak Pernah Dimiliki
Apa yang kita inginkan seringkali
tidak menjadi keberuntungan bagi kita namun justru menjadi cobaan dan tidak
jarang malah menjadi kesulitan. Seorang karyawan suatu ketika sangat ingin
dipromosikan menempati kedudukan atasannya sekarang. Ia merasa sudah sangat
siap dan ia pun yakin bila kedudukannya meningkat, maka demikian pula
pendapatannya dan kebahagiaan keluarganya. Saat yang dinanti-nantikan pun akhirnya
tiba. Karyawan tersebut dipromosikan. Namun setelah ia menjabat kedudukan yang
baru tersebut, istri dan anaknya mulai sering mengeluh karena ia jadi jarang di
rumah dan sering marah. Memang pendapatannya meningkat, tapi kebahagiaannya
justru berkurang. Hikmah dari cerita ini bukan berarti Anda tidak boleh naik
jabatan atau meningkatkan penghasilan. Namun, untuk mendapatkan kebahagiaan,
Anda tidak selalu membutuhkan promosi dan penghasilan yang lebih besar. Yang
diperlukan hanyalah mensyukuri kebahagiaan itu sendiri.
(5)
Amarah yang Bisa Diatasi
Banyak akibat buruk yang
ditimbulkan sebuah amarah. Selain tidak baik untuk kesehatan dan menyebabkan
hubungan menjadi kurang harmonis, amarah juga membuat kita tidak bijak saat
membuat keputusan, terlebih lagi keputusan penting. Marah tentu saja merupakan
bagian dari emosi manusia yang tidak bisa dihindarkan dan ada kalanya perlu.
Tetapi membiarkan marah menjadi amarah sungguh merugikan kita. Suatu ketika,
seorang ayah mensyukuri keberhasilannya mengatasi amarah kepada putrinya
manakala ia mengetahui putrinya tersebut mencuri uangnya. Hampir saja si ayah
memukul wajah putrinya dengan tongkat. Bayangkan seandainya tongkat itu jadi
mendarat di wajah sang putri, bukan saja luka bekas pukulan itu membuat
wajahnya menjadi kurang cantik, namun justru luka batinnya lah yang lebih parah
karena bisa merusak kepribadian sang putri tersebut bertahun-tahun kemudian.
Bila
Anda bisa mengatasi amarah, maka sesungguhnya Anda adalah seorang yang
beruntung karena Anda terbebas dari kemungkinan yang jauh lebih buruk.
(6)
Kekurangan Dibalik Kelebihan
Banyak orang yang menilai
kelebihan sebagai sebuah keberuntungan dan kekurangan sebagai sebuah
keterbatasan. Namun demikian, kita bisa mengubah cara pandang tersebut agar
lebih bermanfaat. Sesungguhnya, kekurangan adalah kesempatan untuk memperbaiki
diri. Bahkan dalam banyak kasus,
kekurangan seringkali menjadi motivator yang sangat efektif untuk membat
seseorang menjadi lebih kuat lagi. Menurut pada ahli, Steffi Graf merupakan petenis
yang kurang berbakat dibanding Gabriela Sabatini. Namun demikian, Steffi Graf
lebih banyak memenangkan turnamen dan grand
slam. Mengapa? Karena Steffi Graf menyadai kekurangannya tersebut dan mau menambah porsi latihannya
setiap hari. Sayangnya, kebanyakan orang tidak cukup peka dan mau menyadai
kekurangannya sehingga ia tidak bisa meningkatkan apa yang sudah diperolehnya.
Beruntunglah Anda bila Anda bisa menemukan kekurangan Anda.
(7)
Keberanian Untuk Jujur Terhadap Diri Sendiri
Keberanian untuk bersikap jujur,
khususnya terhadap diri sendiri, bukanlah merupakan sesuatu yang mudah.
Padahal, kejujuran seperti ini bisa membawa banyak berkah bagi diri kita
sendiri dan menghindarkan diri kita ataupun orang lain dari kesulitan. Suatu
ketika, seorang ibu tidak mau menerima dengan jujur bahwa anaknya menderita
autis. Ibu inipun berusaha mencari para pakar yang sependapat dengan dirinya
bahwa anaknya tidak autis. Ibu tersebut juga tidak mau membawa anaknya untuk
mengikuti terapi. Ia bahkan menuduh para dokter yang menyatakan anaknya autis
tersebut telah membuat kesimpulan yang salah. Alhasil, kondisi anaknya tersebut
semakin arah dan memprihatinkan. Bersyukurlah bila Anda memiliki keberanian
untuk jujur terhadap diri sendiri karena dengan demikian Anda akan berusaha
menjadi manusia yang lebih baik.
(8)
Keberadaan Pesaing
Keberadaan pesaing seringkali
diartikan sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah. Memang benar bahwa
pesaing tidak selalu bermain fair
dalam pertarungan yang kita hadapi. Namun demikian, kita bisa melihat pesaing
sebagai motivator untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kita. Pesaing juga
merupakan salah penyuntik semangat agar kita tidak cepat puas dengan apa yang
telah kita lakukan. Suatu ketika, seorang General
Manager sebuah perusahaan sepeda motor mengatakan bahwa ia sangat bersyukur
karena memiliki pesaing. Menurutnya, kehadiran pesaing telah menjadi obat yang
sangat mujarab untuk menyadarkan karyawannya agar tidak cepat berpuas diri dan
mau berusaha untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka. Bila Anda
merenungkannya baik-baik, mungkin Anda baru menyadari bahwa ternyata Anda perlu
mensyukuri kehadiran pesaing Anda.
(9)
Doa yang Tersembunyi
Tanpa sepengetahuan kita,
sebenarnya ada orang-orang yang berharap kita bisa mendapatkan kebaikan. Namun
karena sesuatu dan lain hal, orang-orang tersebut memilih untuk tidak
mengatakannya kepada kita secara langsung. Namun demikian, mereka tetap
mendoakan kita setiap saat. Tentu saja, karena dipanjatkan secara tulus dan
ikhlas, doa-doa tersebut mendapat kemurahan dari Yang Maha Kuasa sehingga
menjadi perlindungan dan kekuatan bagi kita dalam menghadapi berbagai
kesulitan. Bersyukurlah karena masih ada orang-orang yang mendoakan kita tanpa
kita ketahui. Ironisnya, mungkin saja orang tersebut adalah orang yang paling
kita benci selama ini.
Sumber:
Jemy V. Confido, 9 Keberuntungan Yang
Terlupakan, Lionmag Juli 2013, hal. 24, 26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar