1.
Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri
handayani.
§ Pemimpin harus bertindak sesuai norma, aturan, dan
etika yang berlaku dalam masyarakat / organisasi.
§ Pimpinan harus mampu memberi dan membangkitkan
semangat / motivasi staf.
§ Memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju dan
mencapai prestasi.
§ Memberi bimbingan, dorongan moril, rasa aman dan
nyaman kepada bawahannya dalam bekerja.
§ Hati-hati: jangan berubah menjadi “Ing ngarsa sung rubeda/sulaya; Ing madya
nyikut kanca; Tutwuri hamenthungi”.
2.
Andhap asor, wani ngalah luhur wekasane
Semakin tinggi jabatan seorang pemimpin, semakin dalam
kearifannya; semakin besar amanah yang diemban seorang pemimpin, semakin nyata
manfaatnya bagi orang-orang disekitarnya; semakin luas kekuasaan seorang
pemimpin, semakin banyak orang yang bernaung dibawahnya dalam kedamaian.
3.
Waspada purba wisesa
Pemimpin harus mampu berpikir visioner, peka terhadap
kondisi dan perubahan lingkungan, sekaligus jeli dalam mengawasi dan kemudian
memberikan koreksi terhadap bawahan.
4.
Blaka suta
Pemimpin harus bersikap terbuka (transparan), dan mau
mengakui kesalahan jika memang bersalah, demi kebaikan bersama.
5.
Gemi, teliti lan nastiti;
ngati-ati kang wigati
Pemimpin harus hemat dalam menggunakan sumber daya
organisasi secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dan peruntukannya.
Pemimpin juga harus bekerja dengan memperhatikan landasan kebijakan, jangan
sampai menyimpang dari aturan.
6.
Ngangsu kawruh
Pemimpin harus terus melakukan pembelajaran (continuous learning – learn, relearn,
unlearn) dan berusaha meningkatkan kualitas diri dan organisasi secara
berkelanjutan.
7.
Filosofi Blangkon Yogya
Pemimpin tidak boleh munafik dan tidak teguh pendirian
(esuk dele sore tempe).
8.
Sugih tanpa bandha
Kaya yang paling bermakna adalah kaya hati, bukan kaya
materi; kaya kawan, bukan kaya lawan; kaya maaf, bukan kaya dendam; kaya ide,
bukan kaya bicara; kaya derma, bukan kaya pinta; kaya ilmu, bukan kaya gossip;
kaya solusi, bukan masalah.
9.
Digdaya tanpa aji-aji
“Kesaktian” yang paling ampuh adalah kesehatan dan
keselamatan. Kesaktian pemimpin juga terletak dari ilmu yang dimiliki serta
kearifan yang diterapkan. Agar menjadi “sakti”, seorang pemimpin harus sekuat
mungkin mencegah munculnya musuh, sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang
teduh dan bersahabat.
10.
Aja dumeh
Pemimpin tidak boleh mentang-mentang, sombong, arogan,
tinggi hati, congkak, otoriter, serta harus mengedepankan introspeksi.
11.
Nrima ing pandum
Seorang pemimpin tidak perlu memiliki ambisi yang
berlebihan. Jabatan adalah amanah dan tanggungjawab besar, jangan dikejar hanya
demi gengsi dan mengejar duniawi. Pemimpin yang baik justru harus lebih
menonjolkan sikap syukur dan mau menerima secara ikhlas apapun yang diperoleh
melalui usaha dan jerih payah yang maksimal.
12.
Mikul dhuwur mendem jero
Seorang pemimpin yang baik harus selalu berpikir
positif atau lebih menonjolkan sisi positif dibanding yang negatif. Ia juga
harus pandai menjaga rahasia dan menutupi aib orang lain (terutama anak buah),
serta mau mengakui jasa-jasa dan kebaikannya. Hal ini sesuai dengan ajaran
agama untuk tidak melakukan ghibah.
13.
Mangan ora mangan asal ngumpul
Pemimpin harus lebih mementingkan kepentingan dan
kesejahteraan anggotanya, dibanding kepentingan pribadi dan keluarganya.
14.
Ngono ya ngono ning aja ngono
Dalam melarang, menegur atau memberi petuah, seorang
pemimpin harus melakukan secara halus, sesuai dengan hati / perasan manusia
yang pada dasarnya lemah lembut. Selain itu, meskipun toleransi adalah hal yang
lumrah, namun jangan berharap mendapat toleransi dalam semua hal (njaluk ati
ngrogoh rempela).
15.
Nglurug tanpa bala, Perang
tanpa tanding, Menang tanpa ngasorake
Pemimpin yang baik mempengaruhi orang lain tanpa
menyinggung perasaan atau menimbulkan rasa malu bagi pihak lain.
16.
Agung Binathara Ambeg Adil
Paramarta
Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin, harus semakin
banyak manfaat yang bisa dinikmati orang lain. Pemimpin juga harus berhati
jembar (luas), berpikiran temuwa (merangkul semua), serta mengambil keputusan
dengan obyektif, arif dan bijaksana.
17.
Sepi ing pamrih rame ing
gawe
Pemimpin yang baik selalu mendahulukan kewajiban dari pada
hak, mendahulukan kepentingan organisasi dari pada kepentingan pribadi. Semua
dilakukan karena kesadaran penuh untuk untuk menghasilkan manfaat sebesar
mungkin bagi orang lain, bukan karena mengharap pujian atau imbalan.
18.
Sapa salah seleh
Pimpinan harus tahu diri dan mau mengakui kesalahan /
kelemahan bilamana terdapat kekeliruan, serta bersedia meminta maaf (tidak
egois).
19.
Tulus Prasaja
Sederhana dalam hidup dan tidak berlebih-lebihan dalam
segala sesuatu. Lebih mengedepankan toleransi dan empati.
20.
Lila Legawa
Pimpinan harus ikhlas menerima setiap kenyataan, rela
berkorban demi sesama, ikut senang melihat kemajuan dan kebahagiaan orang lain.
21.
Hasta brata (surya, candra,
kartika, angkasa, dahana, maruta, samudra, bumi)
Seorang pemimpin harus mencerminkan sifat-sifat Matahari (menerangi & menghangatkan
lingkungan), Bulan (petunjuk dalam
kegelapan), Bintang (pedoman arah), Angkasa (adil tidak pilih kasih), Langit (tegas, berani mengambil
keputusan), Angin (memahami aspirasi
bawahan & menyejukkan), Laut
(pandangan yang luas, jauh kedepan dan mendalam), Bumi (sumber kejujuran, kekuatan, kesuburan).
22.
Weruh sak durunge winarah
Seorang pemimpin harus bijaksana (banyak ilmunya) serta
mampu memprediksi kondisi lingkungan dan masa depan organisasi.
23.
Suwarga Nunut Neraka Katut
Apapun hasil yang dicapai organisasi, pemimpin akan
trurut menikmatinya (jika baik hasilnya), namun pemimpin juga harus berani
menghadapi resiko jabatan (jika hasilnya kurang mengenakkan). Selain itu,
kesalahan anak buah sedikit banyak bersumber dari kesalahan pemimpin, maka
janganlah jadi pemimpin yang suka ”melempar handuk” atau mencari ”kambing
hitam”.
24.
Wanita iku kanca wingking
25.
Becik ketitik ala ketara
Pemimpin harus memiliki kesadaran penuh bahwa setiap
kebaikan maupun keburukan akan menuai balasannya. Pemimpin juga harus
menjadikan jabatannya sebagai sarana & kesempatan untuk menanamkan kebaikan
sebanyak mungkin, serta mencegah keburukan dalam lingkup tanggung jawabnya
(amar ma’ruf nahi munkar).
26.
Alon-alon waton kelakon
Pemimpin tidak boleh tergesa-gesa, harus memiliki
perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan organisasi.
27.
Anak polah bapa kepradah
Pemimpin harus melakukan pembinaan dan memberi nasihat
kepada anak buah agar tidak berbuat salah atau menimbulkan masalah.
28.
Rumangsa handarbeni
Pemimpin harus merasa memiliki dan menumbuhkan rasa
memiliki di kalangan bawahan, sehingga tumbuh rasa tanggung jawab terhadap
keberlangsungan organisasi.
29.
Melu hangrungkebi
Pemimpin harus menumbuhkan kepedulian bawahan
untuk turut memelihara dan mengembangkan organisasinya.
30.
Rawe-rawe rantas malang-malang
putung
·
Pemimpin harus rela berkorban dalam menghadapi setiap
rintangan / resiko.
·
Pemimpin harus menumbuhkan semangat korps dan kebersamaan
bagi seluruh anggota organisasi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar