Jumat, 01 Oktober 2010

Perilaku Organisasi 9 – Perubahan dan Pengembangan Organisasi


Apabila diperhatikan, maka karakteristik organisasi terbuka mengisyaratkan bahwa organisasi harus selalu siap untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian atau pengembangan (organizational development). Menurut Henry (1988: 86), pengembangan organisasi tersebut dilaksanakan melalui intervensi yang penuh perhitungan atas kerja organisasi yang aktif dengan menggunakan pengetahuan ilmu perilaku organisasi (organization behavior).

 

Permasalahannya sekarang adalah, perubahan yang bagaimanakah yang harus dilakukan oleh suatu organisasi berbentuk organik? Dalam hal ini, Morgan (1996: 7-10) menawarkan 18 (delapan belas) aspek perubahan dari organisasi masa lalu (tertutup dan mekanik) menjadi organisasi masa depan (terbuka dan organik).

Untuk bisa merubah suatu organisasi dari bentuknya yang lama kearah yang lebih baru, Morgan (1996: 12) mensyaratkan bahwa organisasi tersebut perlu melakukan inovasi. Inovasi sendiri diartikannya sebagai perubahan yang kreatif dengan tujuan memprakarsai masa depan yang baru, organisasi baru dengan nilai baru. Dan oleh karena perubahan organisasi yang lama kearah yang baru ini ditempuh melalui inovasi, maka organisasi yang baru dapat disebut pula inovisasi. Adapun inovasi tadi dapat dikatakan sebagai proses kreatif jika dapat melaksanakan hal hal sebagai berikut: mengubah arah, mencari sesuatu yang baru, melihat ke sekitarnya, membuat sesuatu yang berbeda terjadi, memikirkan hal-hal yang baru, memberikan ide-ide baru, mengerjakan sesuatu yang tidak mungkin, mencegah cara menghakimi, mengabaikan hal-hal yang pasti, mengendalikan dua pandangan yang berbeda pada waktu yang bersamaan, melihat sesuatu dengan kacamata baru, membiarkan pilihan tetap terbuka, kerja keras, membesar-besarkan sesuatu hal, mau bertanya, menemukan pilihan atau alternatif, serta memiliki lebih dari satu pilihan (Morgan, 1996: 15-16).

Sementara itu, beberapa pakar organisasi lain mengemukakan alasan penting bagi upaya pertumbuhan atau pengembangan organisasi sebagai berikut:

1.             Mobilitas para eksekutif.
          Organisasi yang mengalami pertumbuhan merupakan tempat bekerja yang menarik bagi para eksekutif. Organisasi yang maju biasanya dianggap lebih bergengsi dan umumnya mampu memberikan imbalan yang lebih besar. Pertumbuhan tersebut memberikan macam-macam tantangan maupun kesempatan maju bagi para eksekutif. Oleh karena itu, jika organisasi tidak tumbuh, para eksekutifnya akan mencoba mencari tempat kerja yang dianggap lebih menarik (Morrison).

2.             Keinginan untuk menjadi lengkap (organizational self-realization).
          Para pemimpin organisasi umumnya mempunyai keinginan agar organisasinya menjadi lebih lengkap, mempunyai kegiatan yang lebih luas, dan mampu mencapai kemajuan (Starbuck).

3.             Faktor Ekonomis.
          Pertumbuhan organisasi mampu membawa berbagai jenis keuntungan finansiil. Volume produksi yang tinggi menyebabkan ongkos-ongkos akan berkurang karena skala ekonomis dapat dicapai atau dilampaui. Keuntungan bertambah terutama jika ukuran yang lebih besar mampu memberikan kekuatan yang lebih besar dalam persaingan (Starbuck).

4.             Kemampuan menjaga kelangsungan hidup (survival).
          Menjaga kelangsungan hidup mungkin merupakan alasan yang paling utama dalam pertumbuhan organisasi. Organisasi harus tumbuh membesar jika ingin tetap terjamin kelangsungan hidupnya. Organisasi tidak dapat tetap hidup tanpa menjadi lebih besar, karena organisasi lain yang merupakan saingan selalu berusaha untuk tumbuh. Pertumbuhan saingan ini seringkali dilakukan dengan mengurangi kesempatan bagi organisasi kita (Starbuck).

Dalam pada itu, Albrecht (1985: 37-39) mengajukan tiga macam pendekatan baru terhadap pengembangan organisasi, yaitu pendekatan diffusion atau penyebaran, linkage atau pertalian, serta pendekatan katalist. Konsep penyebaran berarti bahwa suatu organisasi akan menerapkan tindakan, metode, atau prosedur yang bermanfaat, jika ternyata organisasi yang lain telah menggunakannya dan nyata-nyata menghasilkan kemajuan. Konsep pertalian dimaksudkan untuk mencari dukungan orang-orang yang bersedia membantu di berbagai bagian strategis dalam organisasi itu untuk bertindak sebagai penjual gagasan atau agen perubahan, terutama dalam menganjurkan perubahan-perubahan khusus dan memperkenalkan kebiasaan-kebiasaan baru. Adapun konsep katalis artinya merangkaikan kejadian dalam program pengembangan organisasi melalui tahap-tahap entry (keterlibatan konsultasn), sensing (membangun kesan tentang budaya organisasi), lock-on (menentukan aspek yang memerlukan perubahan), implementation (pelaksanaan), dan separation (menghilangkan ketergantungan).

Dalam kaitan ini, terdapat dua cara adaptasi yang dapat dilakukan oleh organisasi. Cara pertama adalah melalui perubahan internal, yaitu dengan menyesuaikan struktur internal organisasi, pola kerja, perencanaan dan aspek internal lainnya terhadap karakteristik lingkungan. Sedangkan cara kedua adalah dengan berusaha untuk menguasai dan mengubah kondisi lingkungan sehingga menguntungkan bagi organisasi.


DAFTAR KEPUSTAKAAN (dari Perilaku Seri 1 hingga Seri 9)

As’ad. Mohammad, Kepemimpinan Efektif Dalam Perusahaan: Suatu Pendekatan Psikologik, Yogyakarta: Liberty, Cet. Kedua, 1986
Chandra, Robby I., Konflik Dalam Hidup Sehari-hari, Yogyakarta: Kanisius, 1992
Deep, Sam dan Lyle Sussman, Mengefektifkan Kinerja (Saran Untuk Menghadapi 44 Jenis Orang yang Menimbulkan Masalah di Lingkungan Kerja), Seri Pustaka Eksekutif, Jakarta: PPM, Cet. Kedua, 1996.
Dharma, Agus, Gaya Kepemimpinan yang Efektif Bagi Para Manajer, Bandung: Sinar Baru, 1984
Drummond, Helga, Pengambilan Keputusan Yang Efektif (Petunjuk Praktis dan Komprehensif Untuk Manajemen), Jakarta: Gramedia, 1995
Fritschi, Bep, Agnes T. Kristayani dan Florian Steinberg, Partisipasi Masyarakat Dalam Operasionalisasi Pendekatan P3KT, dalam Nana Rukmana, Florian Steinberg dan Robert van der Hoff (ed.), Manajemen Pembangunan Prasarana Perkotaan, Jakarta: LP3ES, 1993
Gordon, Judith R., Organizational Behavior: A Diagnostic Approach, New Jersey: Prentice Hall Inc., 1996
Gramedia, Management Action Guides: Mengendalikan Konflik dan Negosiasi, Jakarta: Gramedia, 1997
Indrawijaya, Adam I., Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru, Cet. Keempat, 1989
Indrawijaya, Adam I., Perubahan dan Pengembangan Organisasi, Bandung: Sinar Baru, 1983
Jauch, Lawrence R., dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta: Erlangga, Edisi Ketiga, 1996
Kasim, Azhar, Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, Jakarta: LP FE UI dan PAU Ilmu-Ilmu Sosial UI, 1993
Ludlow, Ron dan Fergus Panton, The Essence of Effective Communication, Prentice Hall (UL), 1992. Terjemahan Indonesia oleh Deddy Jacobus, Komunikasi Efektif, Yogyakarta: Andi, 1996
Makin, Peter E., dan Patricia A. Lindley, Mengatasi Stres Secara Positif: Petunjuk Praktis bagi Anda yang Bekerja di Bawah Tekanan, Jakarta: Gramedia, 1994
Radford, K.J., Analisis Keputusan Manajemen (Modern Managerial Decision Making), Jakarta: Erlangga, 1984.
Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, New Jersey: Prentice Hall Inc., 7th Edition, 1996. Terjemahan Indonesia oleh PT. Prenhallindo, 1996.
Schein, Adgar H., Psikologi Organisasi, Seri Manajemen No. 80, Jakarta: PPM, Cet. Ketiga, 1991
Supranto, Johannes, Teknik Pengambilan Keputusan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Supratiknya, A., Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologis), Yogyakarta: Kanisius, 1995
Stoner, James A.F., dan Charles Wankel, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen, Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali, Cet. Ke-8, 1996
Thoha, Miftah, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. Kelima, 1992
Trimo, Soejono, Analisis Kepemimpinan, Bandung: Angkasa, 1984
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet. Ketiga, 1992
Whitmore, John, Coaching for Performance: Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja, Jakarta: Gramedia, 1997
Winardi, Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Bandung: Tarsito, 1989
World Bank, World Development Report 1992: Development and the Environment, Oxford University Press, 1992

Tidak ada komentar: