Judul
diatas mungkin adalah salah satu pertanyaan tersulit untuk dijawab terkait
inovasi. Menemukan ide inovatif nampaknya jauh lebih sulit dibanding menemukan
jarum dalam tumpukan jerami. Mencari sumber inovasi-pun terlihat jauh lebih
rumit dibanding mencari titik koordinat di lepas pantai yang kaya dengan
deposit minyak. Ketika ide telah ditemukan-pun, masih ada kesulitan lain untuk
mengembangkan ide tersebut menjadi alur pikir yang logis.
Untunglah,
Peter F. Drucker melalui tulisannya berjudul 7 Sources of Innovation (2006, Innovation
and Entrepreneurship, HarperCollins) banyak memberi inspirasi bagaimana
menemukan sumber-sumber inovasi. Menurutnya, ada tujuh sumber inovasi. Pertama adalah The Unexpected. Ada dua makna dari situasi yang tidak diharapkan
ini. Makna pertama, kita harus mampu memproyeksikan segala kemungkinan yang
bisa terjadi meski sangat tidak kita harapkan. Dari proyeksi terhadap kondisi
terpahit ini, kita dituntut untuk memikirkan upaya atau produk untuk
mengantisipasinya. Sebagai contoh, jika kita memiliki perusahaan, maka salah
satu situasi tidak diinginkan adalah kebangkrutan dalam 5 tahun kedepan.
Sebelum perusahaan benar-benar bangkrut, maka perusahaan sudah harus mampu
melakukan restrukturisasi (baca: inovasi), baik menyangkut jenis layanan yang
dihasilkan, komposisi permodalan, maupun pembinaan SDM-nya. Contoh lain dari
kondisi tidak diharapkan sebagai pegawai adalah dipecat. Pemecatan tentu akan
sangat berdampak pada penurunan penghasilan seseorang. Maka, perlu dilakukan
perubahan dalam pola konsumsi, pola investasi, pola pengembangan pribadi, dan
sebagainya, sehingga ketika hal yang tidak diinginkan benar-benar terjadi,
dampak yang timbul dapat diminimalisir sebesar mungkin.
Makna
kedua dari the unexpected adalah dihasilkannya
inovasi secara tidak sengaja. Contoh konrkit adalah pengembangan produk
Nutrasweet. Seorang analis kimia yang sedang meneliti bahan kimia, secara tidak
sengaja bahan tersebut masuk mulurnya dan ternyata terasa sangat manis. Kasus
ini menjadi awal dari serial penelitian lanjutan selama beberapa tahun sebelum
akhirnya Nutrasweet diluncurkan secara resmi ke pasaran. Dalam lingkungan
organisasi, saya kira faktor kebetulan ini juga sering terjadi. Ketika sedang
mendiskusikan strategi untuk mengatasi kawasan kumuh, misalnya, boleh jadi yang
ditemukan justru ide normalisasi sungai dengan teknologi yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya.
Sumber
kedua untuk menumbuhkan inovasi
adalah The Incongruities. Maknanya,
inovasi seringkali muncul dari situasi yang kontradiktif. Sebagai contoh,
tuntutan untuk menghasilkan mobil kecil namun dengan kabin yang luas, adalah
dua tuntutan yang kontradiktif. Faktanya, saat ini iklan-iklan mobil di
televisi menjual image mobil ber-chasis kecil namun dengan kapasitas
kabin yang besar. Bahkan ada iklan mobil kecil yang cukup untuk memuat seekor
gajah. The incongruities juga bisa
dilihat dari inovasi gadget yang
mampu mengintegrasikan fungsi telepon, musik, dan kamera, bahkan video dan
internet. Padahal, pada sekitar tahun 2000 awal, kita harus memiliki kamera,
radio/tape, dan hand-phone untuk dapat mengakses fungsi telepon, musik, dan
kamera secara sekaligus. Dalam kehidupan organisasi, the incongruities dapat menjelma dalam bentuk tuntutan pelayanan
secara inklusif ditengah dukungan anggaran yang sangat terbatas, atau
percepatan penyelesaian tugas sementara terjadi pengurangan pegawai. Dalam
berbagai situasi “terjepit” yang seperti tidak mungkin itulah, inovasi menjadi
pilihan terbaik.
Ketiga adalah Process Needs. Kebutuhan terhadap proses
suatu pekerjaan uang lebih cepat dan efektif juga dapat mendorong inovasi. Kasus
riil terjadi di AS pada sekitar abad 19 yang kebanjiran imigran gelap dari
Eropa. Mereka adalah para petani yang tidak memiliki keterampilan sama sekali
dalam industri manufaktur atau perakitan senjata. Pada saat itu, setiap
komponen senjata memang dirakit secara manual dengan tenaga terampil manusia.
Agar imigran tuna keterampilan tadi dapat didayagunakan, maka diciptakanlah
sebuah inovasi berupa mesin-mesin pembuat komponen senjata secara terstandar. Dengan
mesin ini, maka tugas para pekerja migran tadi hanyalah mengoperasikan mesin
pembuat komponen senjata, tidak lagi membuat senjata dan komponennya. Pekerja tidak
perlu lagi dilatih selama bertahun-tahun untuk menjadi tenaga ahli pembuat
senjata. Selain kasus tadi, inovasi dalam sebuah proses juga terjadi pada kasus
kedai kopi. Seiring meningkatnya tradisi minum kopi, maka terjadilah antrian
yang makin panjang di berbagai kedai kopi. Membuat kopi yang baik perlu waktu,
apalagi jika banyak yang memesan. Belum lagi faktor kurangnya tenaga pembuat
kopi, membuat antrian di café-café menjadi semakin panjang. maka, keberadaan
mesin-mesin pembuat kopi otomatis seperti di convenience store seperti di Alfa Mart atau Indomaret, atau juga di
lounge bandara, adalah sebuah
terobosan yang mampu melayani para penggemar kopi tanpa harus mengantri untuk
mendapatkan secangkir kopi idaman. Dalam konteks organisasi pemerintahan,
kebutuhan untuk memperbaiki proses dalam pelayanan juga dapat menajdi sumber
inovasi. Pemangkasan prosedur, atau pembuatan SOP yang lebih cepat namun lebih
berkualitas, adalah contoh inovasi yang didorong oleh kebutuhan proses. Maka wajarlah
jika ada peribahasa berbunyi necessity is the mother of invention (kebutuhan adalah induk inovasi).
Selanjutnya
sumber keempat adalah Changes in Industry and Market Structure.
Struktur pasar dan industri begitu dinamis dan cepat sekali berubah-ubah. Perubahan
besar industri berbasis bahan-bahan pertanian pada 2-3 dekade lalu telah
berubah total menjadi industri berbasis sektor tersier atau jasa. Sistem outsourcing dalam layanan kebersihan dan
pengamanan kantor yang dulu tidak dikenal, sekarang menjadi pilihan terbaik
karena tidak perlu merekrut pegawai untuk urusan tersebut. Peralihan bahan
konsumsi dari minyak tanah ke gas, juga mengilustrasikan adanya perubahan
struktur pasar dan industri. Ditengah-tengah berbagai perubahan tersebut, selalu
diperlukan inovasi. Pelaku industri yang tidak melakukan inovasi dan berpegang teguh
pada business as usual, akan tergilas
oleh para kompetitornya sekaligus akan kehilangan banyak potensi keuntungan.
Sumber
inovasi kelima adalah faktor Demographic. Pertambahan jumlah penduduk
dunia dan meningkatnya angka harapan hidup (life
expectancy rate) mendorong lahirnya golongan penduduk berusia lanjut (ageing society). Mereka yang merasa masih
sehat dan ingin melawan efek penuaan biologis kemudian membutuhkan obat-obat
kuat seperti Viagra. Dengan kata lain, Viagra adalah sebuah inovasi yang lahir
sebagai konsekuensi demografi yang berubah. Selain itu, perubahan struktur
demografi juga sangat berdampak pada kebutuhan melakukan inovasi dalam model
layanan publik, misalnya penyediaan sarana/prasarana khusus untuk para manula,
atau pemberian berbagai diskon layanan publik untuk para manula, bahkan
memunculkan jasa baru perawatan kaum manula.
Keenam, inovasi juga
bisa ditumbuhkan karena adanya Changes in
Perception. Persepsi adalah cara seseorang melihat atau meyakini sesuatu. Pada
masa lalu, kesehatan dipersepsikan sebagai badan yang gemuk atau gempal,
sehingga tidak muncul inovasi berupa alat-alat olahraga untuk membakar lemak
atau kalori. Namun sekarang, sehat dipersepsikan sebagai keseimbangan massa
tubuh dengan tinggi badan, serta kadar zat-zat tertentu dalam tubuh secara
seimbang. Perubahan persepsi ini selain mendorong perusahaan memproduksi berbagai
alat olah raga yang bisa digunakan sambil duduk atau sambil tetap bekerja, juga
produk-produk makanan rendah kalori atau bebas lemak, seperti Nutrasweet. Perubahan
persepsi lain misalnya dulu seorang pria dianggap macho jika dia adalah seorang perokok. Namun seiring dengan
gencarnya kampanye bebas asap rokok di tempat umum, bahkan muncul beberapa Peraturan
Daerah tentang larangan merokok, gadis-gadis remaja sudah mulai beralih
pandangan bahwa pria gentle adalah
pria yang tidak merokok. Perubahan persepsi ini tentu sangat mempengaruhi pola
periklanan rokok, produk substitusi berupa rokok elektrik, dan sebagainya.
Terakhir, inovasi tumbuh
dan berkembang karena adanya New
Knowledge. Teknologi komputer yang semakin canggih, atau hand-phone yang semakin banyak fitur,
atau produk-produk elektronik yang semakin kecil dan flat, adalah inovasi konkrit yang lahir karena adanya pengetahuan
baru tentang itu. Namun, pengertian teknologi bukan hanya yang berbasis mesin
atau mekanis, namun juga soft-technology
di bidang bisnis maupun pemerintahan. Pengetahuan baru di sektor bisnis dan
pemerintahan harus terus dikembangkan untuk melahirkan inovasi-inovasi yang
mampu memperbaiki kualitas kehidupan manusia secara signifikan.
Diluar
ketujuh sumber inovasi yang diperkenalkan Peter F Drucker diatas, saya yakin
masih amat banyak sumber-sumber lain yang bisa kita temukan. Tidak ada yang
tidak mungkin ketika kita berpikir inovatif. Tidak ada hal yang mustahil bagi
seorang innovator. Apa saja sumber-sumber baru inovasi itu, jawabannya ada di kepala
setiap orang yang terus mencoba untuk berinovasi …
Ditengah
keheningan dini hari.
Villa
Melati Mas, Serpong, 5 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar