Artinya
adalah bahwa pemerintah secara normatif dimiliki oleh masyarakat, sehingga
pemerintah semestinya mendorong agar kontrol atas pelayanan dilepaskan dari birokrasi
dan diserahkan kepada masyarakat. Dengan memberikan wewenang kepada masyarakat
untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, masyarakat dapat membangkitkan
komitmen mereka yang lebih kuat, perhatian lebih baik dan lebih kreatif dalam
memecahkan masalah. Prinsip ini juga merupakan upaya untuk memberdayakan
masyarakat agar mampu melakukan usaha swadaya sehingga dapat mengurangi
ketergantungan kepada pemerintah.
Beberapa
pokok pikiran mengenai pemerintahan milik rakyat ini – dari penguraian Osborne
dan Gaebler dapat diringkaskan latar belakang sampai dengan implikasinya
sebagai berikut:
Pada
tahun 1982, Lee Brown kepala kepolisian di Houston, ditimpa persoalan
rasisme dan kebrutalan. Brown, yang berkulit hitam, bermaksud mengubah keadaan
itu dengan cara penjagaan ketertiban lingkungan, yakni suatu konsep
bahwa polisi semestinya tidak hanya menanggapi peristiwa-peristiwa kriminal,
tetapi juga membantu warga memecahkan berbagai masalah yang menyebabkan
timbulnya kejahatan.
Latimer senang mengutip
ucapan Tom Dewar dari
University of Minnesota ’s Humphrey Institute, mengingatkan
mengenai bahaya “ketergantungan pada klien (clienthood)” dengan
mengatakan bahwa:
Klien
adalah orang-orang yang tergantung pada dan dikendalikan oleh penolong dan
pemimpin mereka. Klien adalah orang yang memahami diri mereka sendiri dari segi
segala kekurangannya,. Klien adalah orang yang menunggu orang lain berbuat atas
nama mereka. Dilain pihak, warga negara adalah orang yang memahami masalahnya
sendiri dari sudut pandang mereka sendiri. Warga negara mengerti hubungan
mereka satu sama lain dan mereka percaya kepada kemampuan mereka untuk berbuat.
Klien yang baik menjadi warga negara yang buruk. warga negara yang baik menjadi
masyarakat yang kuat.
Clienthood adalah sebuah
masalah yang muncul hanya saat perekonomian industri sedang tumbuh. Sebelum
tahun 1900, sekecil apapun kontrol terhadap lingkungan, kesehatan, pemdidikan,
dan sebagaimana terletak teruma pada masyarakat setempat, karena begitu banyak
produk dan jasa, baik pemerintah maupun swasta, yang diproduksi atau dijual
secara lokal. Hanya karena munculnya sistem perekonomian industri dengan
produksi massal, maka mulai dipekerjakan tenaga profesional dan birokrat untuk
melakukan apa yang telah dilakukan oleh keluarga, lingkungan, gereja dan
perkumpulan sukarela. Dengan kata lain, proses pengalihan kepemilikan dari
birokrasi ke masyarakat, mulai berlangsung. Atau, telah terjadi pengalihan
kekuasaan dari mereka yang mempunyai pengetahuan profesional kepada orang-orang
yang buta huruf dan kelas bawah, kata Don Moore, yang organisasi
pembelaannya, Design for Change, mempelopori usaha reformasi. Selanjutnya
Don Moore mengatakan bahwa:
Mereka
mengatakan kami tidak akan mendapatkan orang untuk menjalankan dewan tersebut.
Namun ternyata 17.000 orang hadir, dan kami mempunyai tingkat kehadiran yang
lebih tinggi ketimbang mereka dalam setiap pemilihan dewan sekolah di daerah
pinggiran kota .
Kami melihat dewan-dewan tersebut menjadi unit demokrasi baru dalam masyarakat.
Kami berharap bahwa orang yang mengabdi kepada dewan-dewan itu juga mau
terlibat dalam persoalan-persoalan lain, seperti perumahan, pembangunan
ekonomi, dan pendidikan orang dewasa. Semua ini merupakan persemaian nyata
untuk mengembangkan kepemimpinan.
Untuk
memahami seberapa besar kemungkinan kekuatan hak kepemilikan masyarakat, salah
satu contoh dapat ditunjukkan misalnya transformasi dibidang perumahan, yakni
ketika para penyewa perumahan umum mengendalikan lingkungan mereka sendiri.
Perumahan umum mulanya adalah perumahan transisi untuk orang-orang bekerja yang
menemui masa-masa sulit selama Depresi. Perumahan tersebut merupakan lingkungan
yang murah, aman, dan stabil untuk keluarga sambil mereka kembali bekerja.
Pemberian
wewenang kepada masyarakat tidak hanya mengubah harapan dan membangkitkan
kepercayaan-biasanya memberikan solusi-solusi yang jauh lebih baik terhadap
setiap masalah mereka ketimbang terhadap layanan umum biasa. Mc.Knight
memberikan serangkaian pertentangan yang memperjelas antara sistem penyampaian
pelayanan profesional dan apa yang diesbutnya “Perkumpulan komunitas”-keluarga,
lingkungan tempat tinggal, gereja, organisasi sukarela. Misalnya: 1) komunitas
memiliki komitmen yang lebih besar terhadap para anggotanya ketimbang sistem
penyampaian pelayanan klien; 2) komunitas lebih memahami masalahnya sendiri
ketimbang tenaga profesional di bidang pelayanan; 3) kalangan profesional dan
birokrasi memberikan pelayanan, sedangkan masyarakat memecahkan masalah;
4) komunitas lebih fleksibel dan kreatif ketimbang birokrasi pelayanan yang
besar; 5) komunitas lebih murah ketimbang para profesional di bidang pelayanan;
6) komunitas menegakkan standar perilaku lebih efektif ketimbang birokrasi atau
profesional bidang pelayanan; dan 7) komunitas memfokuskan pada kapasitas: sistem
pelayanan memfokuskan pada kekurangan.
Jika
kepemilikan mesyarakat adalah sasarannya, peran apa yang dapat dimainkan
pemerintah? Bagaimana kepemilikan dapat memberikan wewenang kepada stakeholder,
apakah kepemilikan hanya menyerahkan pelayanan yang diberikan oleh kaum
birokrat dan profesional?
Adalah
salah memaksa orang yang telah lama tergantung untuk mendadak mengelola milik
mereka sindiri, tanpa ada semacam dukungan transisional. Anda tidak dapat
membawa para penghuni perumahan umum yang menghabiskan sebagian besar hidupnya
dalam negara kolonial dan mengharapkan mereka berubah dan memiliki sikap
wirausahawan serta keterampilan seorang administrator sektor swasta.
Intinya
adalah bahwa rakyat mempunyai kepentingan pribadi dalam jalannya sendiri, mereka
mempunyai hak suara demokratis langsung dalam manajemen, mereka didorong
dan dilibatkan dalam penentuan kebijakan mengenai hal-hal seperti struktur sewa
dan kewajiban penghuni. dan mereka memperoleh potongan finansial dalam hal
keuntungan pajak pribadi dan imbalan yang adil dari kerja pemeliharaan
unit-unit mereka sendiri. Selanjutnya, jika
pengalihan kepemilikan tersebut telah berjalan, cagaimana strategi pemberian
wewenang kepada masyarakat ini? Dalam hal ini, mekanisme demokrasi
partisipatori perlu dilakukan, dalam pengertian bahwa masyarakat luas diberikan
peluang dan kesempatan sebanyak mungkin untuk ikut serta dalam urusan
pemerintahan.
Hal ini didasari oleh fakta empiris bahwa sedikit orang
Amerika yang merasa bahwa mereka “memiliki” atau “mengontrol” pemerintah.
Menjelang tahun 1989, tiga dari empat warga amerika yang disurvai setuju bahwa
sebagian besar anggota kongres lebih peduli kepada kepentingan-kepentingan
khusus ketimbang pada kepentingan rakyat jelata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar