Artinya
adalah bahwa pemerintah memfokuskan enerjinya bukan hanya membelanjakan uang
(melakukan pengeluaran anggaran), melainkan memperolehnya. Dalam kaitan ini, fungsi
umum pemerintahan dan pelayanan yang biasanya tidak menghasilkan
pendapatan, perlu diarahkan untuk menjadi fungsi usaha publik yang
menghasilkan pendapatan. Adapun fungsi usaha publik ini dibagi kedalam tiga
kategori, yaitu aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan laba; aktivitas
yang dibentuk untuk mendapatkan modal kembali (impas) tetapi tidak menghasilkan
laba; serta aktivitas yang secara parsial dapat mendukung mereka sendiri.
Dalam
rangka pembentukan pemerintah wirausaha ini, Osborne dan Gaebler
memberikan contoh kasus Departemen Keuangan dan peristiwa Olimpiade. Pada
kebanyakan pemerintahan, sedikit orang di luar departemen keuangan yang
memikirkan pendapatan. Tidak ada yang berpikir tentang laba dan dalam
kenyataannya, pegawai pemerintah umumnya menolak fakta bahwa dia sekali-sekali
saja memperhatikan pendapatan karena turunnya anggaran atau penentangan dari
para pembayar pajak. Tetapi, bisakah anda membayangkan kreativitas mereka jika
mereka memikirkan untuk mendatangkan uang sebagaimana mereka berusaha untuk
membelanjakannya? Adapun dalam peristiwa Olimpiade 1984 di Montreal,
mengakibatkan hutang negara sebesar 1 Miliar dolar yang ditanggung oleh rakyat
sampai tahun 2000, tapi Komite Organisasi Olimpiade Los Angeles mengubah pola
selama 85 tahun dan membiayai olimpiade tanpa uang rakyat. Mereka memperbaharui fasilitas-fasilitas lama, menggalang sponsor dari
perusahaan-perusahaan besar. Komisi yang dipimpin wirausahawan Peter
Ueberroth, memberikan visi yang meliputi tidak hanya membelanjakan uang tetapi
juga menghasilkan uang. Dan Olimpiade 1994 menghasilkan keuntungan sebesar 225
juta dolar.
Gaebler belajar banyak mengenai bagaimana menjalin kekuatan dari motif untuk
mendapatkan laba. Dan pada saat menjadi manajer kota Visalia ia menghapus 25 % pendapatan
yang berasal dari pajak kota, tapi berhasil membangun selokah baru serta kota
tersebut memiliki bangunan komersial yang nilainya lebih dari $ 1,5 juta dari
hasil pembelian tanah kemudian menukar dan menjualnya. Pelayanan publik yang
menguntungkan individu; Golf, lapangan tennis dan marina yang umumnya pembayar
pajak mensubsidi kalangan berada, kenapa tidak mengubah pelayanan seperti itu
menjadi sumber keuntungan?
Disamping itu, mencetak laba melalui perjanjian
pembangunan merupakan salah satu metode yang agresif yang digunakan oleh
pemerintah wirausaha. Tetapi model itu juga lebih beresiko ketimbang
beberapa alternatif lain. Cara paling aman untuk menghasilkan pendapatan diluar
pajak adalah membebani / memungut mereka yang menggunakan pelayanan pemerintah.
Pungutan kepada pemakai tentu saja tidak selalu tepat. Pungutan ini akan
berjalan diatas tiga kondisi:jika pelayanan tersebut terutama merupakan “barang
pribadi”, menguntungkan individu yang menggunakannya; jika pihak yang tidak
membayar dapat dipisahkan dalam menikmati manfaatnya; dan jika pungutan dapat
dikumpulkan secara efesien.
“Barang kolektif”, yang bermanfaat bagi masyarakat
sebaiknya tidak ditagihkan penuh kepada pelanggannya. Pungutan kepada pemakai
atas barang pribadi mempunyai beberapa kekurangan. Pungutan kepada pemakai
mempunyai dua keuntungan yaitu menghasilkan uang dan menurunkan permintaan akan
layanan publik tertentu, kedua membantu menyeimbangkan anggaran publik. Jika
konsumen tidak harus membayar penuh suatu pelayanan mereka sering mengkonsumsi
dari apa yang mereka inginkan.
Karasteristik selanjutnya dari pemerintah wirausaha suatu
persepektif investasi adalah suatu kebiasaan menghitung laba dari
pembelanjaan sebagaimana suatu investasi. Investasi bukanlah cara
mendatangkan uang, melainkan cara menyimpan uang. Dengan mengukur Return On
Invesment-nya (ROI), mereka menyadari ketika membelanjakan uang sebenarnya
adalah menabung.
Bisnis berpusat pada kedua sisi dari neraca: pengeluaran
dan pendapatan, debet dan kredit. Kalangan bisnis tidak
hanya memperhatikan pada satu sisi saja, mereka akan mengeluarkan apa saja
selama memaksimumkan pendapatan. Tetapi pemerintah hanya melihat sisi
pengeluaran pada neraca. Karena mengabaikan pendapatan, mereka berkonsentrasi
hanya untuk meminimumkan biaya. Mereka sering menolak sekalipun untuk
mempertimbangkan insvestasi seperti yang akan menghasilkan keuntungan yang
nyata hanya karena biaya. Mereka menunda pengeluaran untuk perbaikan pelayanan
umum.
Penelitian menunjukkan bahwa program kesejahteraan kerja
(welfare to work) menghasilkan keuntungan finansial terbesar dengan
investasi pada wanita yang paling membutuhkan bantuan; mereka yang paling lama
berada dalam program kesejahteraan. Diperlukan lebih banyak uang untuk membayar
pendidikan, pelatihan dan dukungan lain yang dibutuhkan untuk keluar dari
program kesejahteraan selamanya, tetapi pendapatan yang diperoleh signifikan
karena tanpa intervensi, mereka sebenarnya akan tetap ada dalam daftar penerima
tunjangan.
Stumberg berpendapat bahwa kita seharusnya menggunakan istilah politik yang populer
seperti “investasi” dan “kemitraan” dengan memberikan muatan yang serius
seperti pada sektor swasta. Kemitraan digunakan dalam bisnis sepanjang waktu,
tetapi dibentuk oleh kontrak dan menspesifikasikan pengembalian investasi. Apa
yang kita perlukan adalah suatu bentuk hitungan untuk mengukur keuntungan
investasi, seperti yang dilakukan oleh bisnis.
”Mengubah Manajer Menjadi Wirausaha”
Jika kita menginginkan manajer publik berpikir seperti
wirausaha, kita harus memberi mereka dorongan untuk berbuat demikian. Ada
banyak cara untuk melakukan hal ini:
·
Andil
Tabungan dan Pendapatan
Sebagaimana penjelasan pada bagian
“pemerintahan yang digerakkan oleh misi”, sistim anggaran tradisional tidak
mengandung insentif bagi manajer untuk menghemat uang atau mendapatkan uang.
Akibatnya, mereka bertindak seperti orang-orang FERC. Anggaran yang
berorientasi misi memecahkan persoalan ini dengan membiarkan departemen untuk
menyimpan seluruh atau sebagian dari dana yang bisa mereka hemat atau yang
diperoleh. Fairfild, Visalia, St.Paul. Phoenix, Dade County, Los
Angeles County dan Minnesota semuanya mempraktekan beberapa versi simpanan.
(Dade County dan Los Angeles County menamakannya profit sharing).
Prinsip pembagian pendapatan juga dapat dikenakan pada pembayaran individual.
Di Visalia dan Phoenix pekerja memperoleh persentase dari simpanan atau
pendapatan yang dihasilkan dari ide-ide mereka. beberapa tempat bahkan
meluaskan prinsip ini kepada kontraktor.
·
Modal
Inovasi
Pada sektor swasta, bisnis secara ruti mengumpulkan modal
untuk melakukan investasi yang atraktif. Menurut Peter Drucker, biasanya
perusahaan yang inovatif mempunyai dua anggaran yang terpisah: anggaran operasi
dan anggaran inovasi. Pada kebanyakan pemerintah, manajer dapat mengumpulkan
modal inovasi hanya dengan mengamankan dana ekstra dari dewan atau legislatif. Dalam
pemerintahan, pendekatan paling sederhana berupa kumpulan pinjaman dimana
manajer dapat mengamankan modal investasi hanya jika mereka mempunyai prospek
pengembalian yang besar. Jika pengembalian itu gagal diwujudkan, mereka harus
merogoh anggaran sendiri untuk membayar pinjaman.
·
Dana Usaha
Jika
kita menginginkan pegawai negeri menjadi “sadar pendapatan“, kita memerlukan
insentif yang mendorong mereka untuk menghasilkan uang sebagaimana mereka
mengeluarkannya. Penghasilan yang terjamin menciptakan insentif yang keliru.
Sewaktu Minnesota
menggunakan istilah “dana berputar“ kebanyakan pemerintah menamakan unit-unit
yang mandiri dengan dana usaha. Sekarang, dana usaha sudah sangat umum
kebanyakan pemerintah daerah menjalankan satu atau dua. Dana usaha, seperti
pungutan terhadap pemakai tidak cocok untuk semua jasa. Akan lucu jadinya
mengharuskan kepolisian yang memberikan kebaikan bersama untuk memungut biaya
dari semua layanan yang diberikan. Beberapa tahun yang lalu Pensacola , Frorida, mengembangkan suatu cara
yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan pelayananumum. Cara itu membaginya
dalam dua kategori: fungsi umum pemerintah yang sebenarnya tidak menghasilkan
pendapatan, dan fungsi usaha publik yang menghasilkan pendapatan. Fungsi usaha
publik dibagi kedalam tiga kategori:
a.
Aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan laba.
b.
Aktivitas yang dibentuk untuk mendapatkan modal kembali
(impas) tetapi tidak menghasilkan laba.
c.
Aktivitas yang secara parsial, tidak keseluruhan, dapat
mendukung mereka sendiri.
·
Pusat Laba
Dua
kategori pertama dari dana usaha, yang diharapkan bisa kembali modal atau
menghasilkan keuntungan menempatkan manajer publik pada posisi yang sama dengan
manajer bisnis. Sektor swasta sering mengeluh tentang perusahaan negara, yang
berpendapat bahwa pemerintah sebaiknya tidak bersaing dengan bisnis. Dan banyak
pemimpin publik yang menerima argumen itu. Dalam kenyataan, terdapat beberapa
alasan mengapa pemerintah sebaiknya kadang-kadang bersaing dengan sektor
swasta. Beberapa pelayanan adalah muni monopoli. Dalam bidang-bidang lainya,
diamna terdapat kompetisi swasta yang kurang memadai perusahaan publik dapat
bertidak sebagai tolak ukur persaingan, yang memaksa perusahaan swasta
menurunkan harga dan mengusahakan efisiensi yang lebih besar.
Kemudian
sebagai karakteristik dari pemerintahan wirausaha ini ialah bahwa pemerintah
harus dapat mengidentifikai biaya sesungguhnya dari pelayanan. Kebanyakan
pemerintah tidak mempunyai ide berapa biaya untuk memberikan pelayanan yang
mereka tawarkan. Bahkan jika mereka dapat memberi anda besarnya anggaran untuk
tiap-tiap pelayanan, biasanya tidak termasuk “biaya tidak langsung”, seperti
biaya administrasi, biaya modal, dan tunjangan karyawan. Sebuah studi terhadap
68 kota
mendapatkan bahwa biaya sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pelayanan ternyata
30% lebih tinggi ketimbang biaya yang mereka anggarkan. Jelas manajer publik
tidak dapat berfikir seperti investor atau mengejar laba jika mereka tidak
mengetahui biaya yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar