Minggu, 01 Agustus 2010

Prinsip Reinventing Government - 4: Pemerintahan yang Digerakkan oleh Misi (Mission Driven Government)


Prinsip ini memiliki makna bahwa Pemerintahan dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif dibanding pemerintah yang digerakkan oleh peraturan semata. Dampak positifnya yaitu akan mendatangkan hasil yang lebih baik, fleksibel dan memiliki semangat yang lebih tinggi dalam pelaksanaan kegiatannya. Sebagai contoh, anggaran yang lebih digerakkan dalam misi dari pada peraturan akan mendatangkan keuntungan yaitu: memberikan dorongan kepada pegawai untuk menghemat; membebaskan sumber-sumber daya untuk menguji berbagai gagasan baru; memberikan otonomi kepada para manajer yang diperlukan untuk menanggapi setiap kondisi lingkungan yang berubah; menciptakan lingkungan yang dapat diramalkan, sangat mementingkan penyederhanaan proses anggaran; dapat menghemat biaya untuk membayar auditor dan pegawai anggaran; serta dapat membebaskan para anggota legislatif untuk memfokuskan pada issu-issu penting.

Pokok-pokok pemikiran Osborme dan Gaebler mengenai pemerintah yang digerakkan oleh missi ini, secara garis besar dapat diringkaskan sebagai berikut. Organisasi yang digerakkan oleh misi memberi kebebasan kepada para karyawannya dalam mencapai misi organisasi dengan metode paling efektif. Hal ini mempunyai keunggulan yang nyata, yaitu:

1.            Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih efisien ketimbang organisasi oleh peraturan. Louisville Housing Services hanya memperkerjakan seorang konsultan paruh waktu seperti family housing found hanya memiliki seorang karyawan selama 10 tahun, namun sekarang punya tiga karyawan. Sebagaimana telah lama dinyatakan oleh Morton H. Halperin, birokrasi sering kali senang menukar lebih sedikit uang untuk kontrol yang lebih besar.
2.            Organisasi yang digerakkan oleh misi juga lebih efektif ketimbang organisasi yang digerakkan oleh peraturan: mereka mendatangkan hasil yang lebih baik. Kita dapat melihat perbedaan kontras antara Louiseville Housing Services,atau Family Housing Fund. Semua hasil riset menunjukan bahwa otonomi administratif dan sasran yang jelas adalah penting sekali bagi keberhasilan sekolah. Sebagaimana diungkapkan Sy Fliegel dari East Harlem, “Setiap sekolah yang sukses pasti mempunyai misi dan impian.”
3.            Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih inovatif ketimbang yang digerakkan oleh peraturan. Organisasi yang banyak digerakkan oleh peraturan cenderung melumpuhkan inovasi, karena selalu saja ada suatu peraturan yang menghalangi jalan. Stuart Butler dan Anna Kondratas mengemukakan sebuah contoh klasik dalam buku mereka Out Of The Poverty Trap. Menceritakan tentang kehidupan pemuda di Philadelphia memutuskan untuk hidup di jalan yang lurus atau benar tetapi banyak kendal yang harus mereka hadapi baik itu persaingan /kendala dari dalam maupun dari luar.
4.            Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih fleksibel ketimbang yang digerakkan oleh peraturan. Jika sebuah Departemen menjalankan suatu fungsi yang sederhana, terpola dan berulang, setiap operasinya dapat dengan efektif disusun oleh peraturan. Untuk mengambil manfaat dari hal-hal yang tak terantisipasi organisasi harus mempunyai peraturan dan anggaran yang fleksibel. Maksudnya kita mengambil contoh tentang guru-guru di East Harlem mampu menjalankan sekolah dengan efektif karena mereka diizinkan untuk tidak mentaati peraturan. Jadi organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai kelonggaran dalam aturan.
5.            Organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai semangat lebih tinggi ketimbang yang digerakkan oleh peraturan. Dengan organisasi yang digerakkan oleh misi memberikan peluang kepada kita untuk meningkatkan prestasi tanpa dibebani oleh peraturan yang ketat.

Disamping itu, dalam sistem anggaran perlu juga diterapkan prinsip “pemerintahan yang digerakkan oleh misi”. Yang menjadi latar belakang terbentuknya sistem anggaran yang digerakkan oleh misi ini adalah karena dengan sistem anggaran yang lama terlihat adanya penyimpangan yaitu: sebagian besar anggaran pemerintah memilah-milah uang departemen kedalam puluhan sub-anggaran yang terpisah, yang disebut mata anggaran.

Awalnya hal ini dilakukan untuk mengontrol para birokrat untuk mengurung mereka di semua sisi, sehingga mereka tidak dapat menghabiskan uang lebih sesen-pun dari yang dizinkan oleh dewan atau legislatif untuk setiap pengeluaran pemerintah. Namun sekali lagi, upaya kita mencegah manajemen yang buruk menyebabkan mustahilnya manajemen yang baik. Contoh kasus dapat dikedepankan disini misalnya sistem penganggaran di Fairfield. Sekarang ini, anggaran belanja di Fairfield mengalami perubahan yaitu dengan prinsip, ”habiskan atau kehilangan,” dan berubah lagi menjadi prinsip “hemat dan investasikan“ dua prinsip yang pertentangannya memang sangat mencolok.

Pada dasarnya, anggaran pengendalian belanja memberi wewenang kepada organisasi yang mencapai misi mereka, tanpa dibebani oleh kategori pembelanjaan sebelumnya. Dengan demikian, keuntungan dari anggaran yang berorientasi missi ini sangat banyak, yakni:

1.            Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan dorongan kepada setiap pekerja untuk menghemat uang. Jadi setiap orang memandang segala hal dengan cara yang berbeda baik didalam pengeluaran biaya untuk membeli peralatan yang benar-benar diperlukan. Dengan demikian penggunaan sistem penghematan dapat tercapai tanpa adanya pemborosan biaya.
2.            Anggaran yang digerakkan oleh misi membebaskan sumber-sumber daya untuk menguji berbagai gagasan baru. Peters dan Waterman mengetahui bahwa para manajer wirausaha tak henti-hentinya menyelundupkan berbagai sumber daya kemudian mencuri sedikit uang, sedikit tenaga kerja gunanya untuk melakukan beberapa eksperimen baru. Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan kapasitas untuk melakukan hal itu kepada para manajer pemerintahan.
3.            Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan otonomi kepada para manajer yang diperlukan untuk merespon setiap kondisi lingkungan yang berubah. Mata anggaran menjerat sumber daya didalam pola lama di Fairfield dan Visalia, para manajer terus menerus mengalihkan sumber daya mereka untuk memenuhi kebutuhan baru dan secara bertahap menghapuskan setiap kegiatan yang usang. Otonomi ini tidak hanya mendorong munculnya pemerintahan yang responsif, tetapi juga membangun semangat dan melepaskan tali-temali yang mengikat kreativitas.
4.            Anggaran yang digerakkan oleh misi menciptakan lingkungan yang dapat diramalkan. Para manajer tahu akan seperti apa anggaran mereka enam bulan sebelum tahun fiskal dimulai. Mereka tidak menghabiskan berbulan-bulan untuk menunggu suatu anggaran dengan rasa cemas, bernegosiasi dengan departeman keuangan, saecara cermat menyeimbangkan puluhan catatan perkiraan hanya untuk menyaksikan anggota legislatif.
5.            Anggaran yang digerakkan oleh misi sangat menyederhanakan proses anggaran. Bagi orang-orang didalam pemerintah, musim anggaran adalah bagaikan enam bulan dalam neraka. Dalam sistem tradisional, para manajer mengajukan daftar keinginan mereka anam sampai delapan sebelumnya, untuk diserahkan kekantor keuangan. (Di Departemen pertahanan, mereka menyerahkan permintaan tiga bulan sebelumnya) Departemen keungan menghabiskan beberapa bulan untuk mengurangi daftar keinginan mereka. Akhirnya departemen itu anggaran yang sangat besar kepada dewan atau legislatif.
6.            Anggaran yang digerakkan oleh misi menghemat jutaan dolar untuk auditor dan pegawai anggaran. Tak ada yang perlu menghabiskan berbulan-bulan untuk mengurangi permintaan anggaran departemen.
7.            Akhirnya anggaran yang digerakkan oleh misi para anggota legislatif untuk memfokuskan pada isu-isu penting. Adalah suatu bukti nyata dalam pemerintahan bahwa jumlah uang dalam suatu mata anggaran berhubungan secara terbaik dengan jumlah waktu yang dihabiskan legislatif untuk memperdebatkannya.

Satu hal yang lebih merusak daripada sistem mata anggaran adalah sistem personalia yang dikembangkan disekitar pelayanan umum. Dalam bisnin, personalia merupakan fungsi pendukung, untuk membantu agar para manajer lebih efektif dalam mengelola perusahaan. Dalam pemerintahan, personalia merupakan fungsi kontrol dan para manajer sangat membencinya. Peraturan-peraturan pamong praja begitu rumit sehingga kebanyaka manajer mendapatinya tidak dapat diikuti, buku pedoman personalia pusat.Kita ambil saja beberapa masalah utama seperti: perekrutan, klasifikasi, promosi, pemberhentian, serta layoff (pemberhentian kenaikan pangkat). Dengan kata lain, penerapan prinsip anggaran yang berorientasi missi juga perlu dibarengi dengan penerapan personalia yang berorientasi missi.

Dalam kaitan ini, China Lake Experiment menunjukan jalan menuju suatu sistem personalia modern, dengan memperlihatkan keberhasilan dari beberapa aspek antara lain: klasifikasi yang luas dan kelompok gaji, gaji sesuai pasar, pembayaran berdasarkan kinerja, dan promosi serta layoff berdasarkan kinerja ketimbang senioritas.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dalam rangka membangun organisasi sektor publik yang berjiwa wirausaha, agenda yang harus diperhatikan sebelumnya adalah perlunya dibangun organisasi yang digerakkan oleh missi. Untuk kepentingan ini, kiat-kiat yang perlu dilakukan organisasi yang ingin membangun prinsip “bergerak berdasar missi” adalah sebagai berikut:

1.            Menciptakan sebuah pernyataan misi
Kejelasan misi mungkin merupakan satu-satunya aset terpenting bagi sebuah organisasi pemerintah. Lembaga pemerintah semakin mencari kejelasan dengan membuat kejelasan berbagai pernyataan misi. Peran sebuah pernyataan misi, papar kepala polisi David Cauper dari Madison, wisconsin, adalah untuk mempokuskan pada tujuan organisasi untuk menarik perhatian terhadap hal penting dan untuk menetapkan sasaran organisasi guna menyellaraskan setiap praktek organisasi dengan nilai. Pengalaman dalam mendiskusikan tujuan fundamental dari sebuah organisasi yang memperdebatkan seluruh asumsi dan pandangan yang berbeda yang dipegang oleh para anggotanya dan menyetujui satu misi dasar dapat menjadi hal yang berpengaruh kuat. Sehingga dengan pernyataan tersebut dapatmembantu orang disemua tingkat untuk memutuskan apa yang semestinya mereka lakukan dan apa yang semestinya mereka hentikan.

2.            Chunking dan Hiving
Peters dan Waterman menyebut proses ini chunking yaitu memecah organisasi besar menjadi kelompok-kelompok kecil dan hiving yaitu menyatukan beberapa tim dan organisasi-organisasi baru. Organisasi baru ini harus dibangun berdasarkan daerah kekuasaan ketimbang berdasarkan misi cenderung menderita schizofrenia. Departeman perdagangan yang menangani persoalan-persoalan yang berkaitan dengan bisnis ketimbang dengan satu misi tertentu secara simultan harus mengatur bisnis yang ada dan mencoba merekrut bisnis baru. Pemecahannya adalah melakukan reorganisasi berdasarkan misi, bukan berdasarkan daerah yang di klaim.

3.            Menciptakan suatu kultur didalam misi
Untuk menanamkan misi sebuah organisdasi pada para onggotanya, pemimpin membangun suatu kultur berdasarkan misi tersebut. Mereka mengartikulasikan nilai-nilai mereka dan model prilaku yang mereka inginkan.

Tidak ada komentar: