Prinsip ini memiliki makna bahwa Pemerintahan dapat
bekerja secara lebih efisien dan efektif dibanding pemerintah yang digerakkan
oleh peraturan semata. Dampak positifnya yaitu akan mendatangkan hasil yang
lebih baik, fleksibel dan memiliki semangat yang lebih tinggi dalam pelaksanaan
kegiatannya. Sebagai contoh, anggaran yang lebih digerakkan dalam misi dari
pada peraturan akan mendatangkan keuntungan yaitu: memberikan dorongan kepada
pegawai untuk menghemat; membebaskan sumber-sumber daya untuk menguji berbagai
gagasan baru; memberikan otonomi kepada para manajer yang diperlukan untuk
menanggapi setiap kondisi lingkungan yang berubah; menciptakan lingkungan yang
dapat diramalkan, sangat mementingkan penyederhanaan proses anggaran; dapat
menghemat biaya untuk membayar auditor dan pegawai anggaran; serta dapat
membebaskan para anggota legislatif untuk memfokuskan pada issu-issu penting.
Pokok-pokok pemikiran Osborme dan Gaebler
mengenai pemerintah yang digerakkan oleh missi ini, secara garis besar dapat
diringkaskan sebagai berikut. Organisasi yang digerakkan oleh misi memberi
kebebasan kepada para karyawannya dalam mencapai misi organisasi dengan metode paling
efektif. Hal
ini mempunyai keunggulan yang nyata, yaitu:
1.
Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih efisien ketimbang organisasi
oleh peraturan. Louisville Housing Services
hanya memperkerjakan seorang konsultan paruh waktu seperti family housing found
hanya memiliki seorang karyawan selama 10 tahun, namun sekarang punya tiga
karyawan. Sebagaimana telah lama dinyatakan oleh Morton H. Halperin,
birokrasi sering kali senang menukar lebih sedikit uang untuk kontrol yang
lebih besar.
2.
Organisasi yang digerakkan oleh misi juga lebih efektif ketimbang
organisasi yang digerakkan oleh peraturan: mereka mendatangkan hasil yang lebih
baik. Kita dapat melihat perbedaan kontras
antara Louiseville Housing Services,atau Family Housing Fund. Semua hasil riset
menunjukan bahwa otonomi administratif dan sasran yang jelas adalah penting
sekali bagi keberhasilan sekolah. Sebagaimana diungkapkan Sy Fliegel dari East
Harlem, “Setiap sekolah yang sukses pasti mempunyai misi dan impian.”
3.
Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih inovatif ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan.
Organisasi yang banyak digerakkan oleh peraturan cenderung melumpuhkan inovasi,
karena selalu saja ada suatu peraturan yang menghalangi jalan. Stuart Butler
dan Anna Kondratas mengemukakan sebuah contoh klasik dalam buku mereka Out Of
The Poverty Trap. Menceritakan tentang kehidupan pemuda di Philadelphia
memutuskan untuk hidup di jalan yang lurus atau benar tetapi banyak kendal yang
harus mereka hadapi baik itu persaingan /kendala dari dalam maupun dari luar.
4.
Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih fleksibel ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan.
Jika sebuah Departemen menjalankan suatu fungsi yang sederhana, terpola dan
berulang, setiap operasinya dapat dengan efektif disusun oleh peraturan. Untuk
mengambil manfaat dari hal-hal yang tak terantisipasi organisasi harus
mempunyai peraturan dan anggaran yang fleksibel. Maksudnya kita mengambil
contoh tentang guru-guru di East Harlem mampu menjalankan sekolah dengan
efektif karena mereka diizinkan untuk tidak mentaati peraturan. Jadi organisasi
yang digerakkan oleh misi mempunyai kelonggaran dalam aturan.
5.
Organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai semangat lebih tinggi
ketimbang yang digerakkan oleh peraturan.
Dengan organisasi yang digerakkan oleh misi memberikan peluang kepada kita
untuk meningkatkan prestasi tanpa dibebani oleh peraturan yang ketat.
Disamping itu, dalam sistem anggaran perlu juga
diterapkan prinsip “pemerintahan yang digerakkan oleh misi”. Yang menjadi latar
belakang terbentuknya sistem anggaran yang digerakkan oleh misi ini adalah
karena dengan sistem anggaran yang lama terlihat adanya penyimpangan
yaitu: sebagian besar anggaran pemerintah memilah-milah uang departemen kedalam
puluhan sub-anggaran yang terpisah, yang disebut mata anggaran.
Awalnya hal ini dilakukan untuk mengontrol para birokrat untuk
mengurung mereka di semua sisi, sehingga mereka tidak dapat menghabiskan uang
lebih sesen-pun dari yang dizinkan oleh dewan atau legislatif untuk setiap
pengeluaran pemerintah. Namun sekali lagi, upaya kita mencegah manajemen yang
buruk menyebabkan mustahilnya manajemen yang baik. Contoh kasus dapat
dikedepankan disini misalnya sistem penganggaran di Fairfield. Sekarang ini,
anggaran belanja di Fairfield mengalami perubahan yaitu dengan prinsip,
”habiskan atau kehilangan,” dan berubah lagi menjadi prinsip “hemat dan
investasikan“ dua prinsip yang pertentangannya memang sangat mencolok.
Pada dasarnya, anggaran pengendalian belanja memberi
wewenang kepada organisasi yang mencapai misi mereka, tanpa dibebani oleh
kategori pembelanjaan sebelumnya. Dengan demikian, keuntungan dari anggaran
yang berorientasi missi ini sangat banyak, yakni:
1.
Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan dorongan kepada setiap
pekerja untuk menghemat uang. Jadi
setiap orang memandang segala hal dengan cara yang berbeda baik didalam
pengeluaran biaya untuk membeli peralatan yang benar-benar diperlukan. Dengan
demikian penggunaan sistem penghematan dapat tercapai tanpa adanya pemborosan
biaya.
2.
Anggaran yang digerakkan oleh misi membebaskan sumber-sumber daya untuk
menguji berbagai gagasan baru. Peters dan Waterman mengetahui bahwa para manajer
wirausaha tak henti-hentinya menyelundupkan berbagai sumber daya kemudian
mencuri sedikit uang, sedikit tenaga kerja gunanya untuk melakukan beberapa
eksperimen baru. Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan kapasitas untuk
melakukan hal itu kepada para manajer pemerintahan.
3.
Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan otonomi kepada para manajer
yang diperlukan untuk merespon setiap kondisi lingkungan yang berubah. Mata anggaran menjerat sumber daya
didalam pola lama di Fairfield dan Visalia, para manajer terus menerus
mengalihkan sumber daya mereka untuk memenuhi kebutuhan baru dan secara
bertahap menghapuskan setiap kegiatan yang usang. Otonomi ini tidak hanya
mendorong munculnya pemerintahan yang responsif, tetapi juga membangun semangat
dan melepaskan tali-temali yang mengikat kreativitas.
4.
Anggaran yang digerakkan oleh misi menciptakan lingkungan yang dapat diramalkan. Para manajer tahu akan seperti apa
anggaran mereka enam bulan sebelum tahun fiskal dimulai. Mereka tidak
menghabiskan berbulan-bulan untuk menunggu suatu anggaran dengan rasa cemas,
bernegosiasi dengan departeman keuangan, saecara cermat menyeimbangkan puluhan
catatan perkiraan hanya untuk menyaksikan anggota legislatif.
5.
Anggaran yang digerakkan oleh misi sangat menyederhanakan proses anggaran. Bagi
orang-orang didalam pemerintah, musim anggaran adalah bagaikan enam bulan dalam
neraka. Dalam sistem tradisional, para manajer mengajukan daftar keinginan
mereka anam sampai delapan sebelumnya, untuk diserahkan kekantor keuangan. (Di
Departemen pertahanan, mereka menyerahkan permintaan tiga bulan sebelumnya)
Departemen keungan menghabiskan beberapa bulan untuk mengurangi daftar
keinginan mereka. Akhirnya departemen itu anggaran yang sangat besar kepada
dewan atau legislatif.
6.
Anggaran yang digerakkan oleh misi menghemat jutaan dolar untuk auditor
dan pegawai anggaran. Tak ada yang perlu menghabiskan berbulan-bulan untuk
mengurangi permintaan anggaran departemen.
7.
Akhirnya anggaran yang digerakkan oleh misi para anggota legislatif untuk
memfokuskan pada isu-isu penting. Adalah suatu bukti nyata dalam pemerintahan bahwa jumlah
uang dalam suatu mata anggaran berhubungan secara terbaik dengan jumlah waktu
yang dihabiskan legislatif untuk memperdebatkannya.
Satu hal yang lebih merusak daripada sistem mata anggaran
adalah sistem personalia yang dikembangkan disekitar pelayanan umum. Dalam
bisnin, personalia merupakan fungsi pendukung, untuk membantu agar para manajer
lebih efektif dalam mengelola perusahaan. Dalam pemerintahan, personalia
merupakan fungsi kontrol dan para manajer sangat membencinya.
Peraturan-peraturan pamong praja begitu rumit sehingga kebanyaka manajer
mendapatinya tidak dapat diikuti, buku pedoman personalia pusat.Kita ambil saja
beberapa masalah utama seperti: perekrutan, klasifikasi, promosi,
pemberhentian, serta layoff (pemberhentian kenaikan pangkat). Dengan
kata lain, penerapan prinsip anggaran yang berorientasi missi juga perlu
dibarengi dengan penerapan personalia yang berorientasi missi.
Dalam kaitan ini, China Lake Experiment menunjukan jalan
menuju suatu sistem personalia modern, dengan memperlihatkan keberhasilan dari
beberapa aspek antara lain: klasifikasi yang luas dan kelompok gaji, gaji
sesuai pasar, pembayaran berdasarkan kinerja, dan promosi serta layoff
berdasarkan kinerja ketimbang senioritas.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dalam rangka
membangun organisasi sektor publik yang berjiwa wirausaha, agenda yang harus
diperhatikan sebelumnya adalah perlunya dibangun organisasi yang digerakkan
oleh missi. Untuk kepentingan ini, kiat-kiat yang perlu dilakukan organisasi
yang ingin membangun prinsip “bergerak berdasar missi” adalah sebagai berikut:
1.
Menciptakan
sebuah pernyataan misi
Kejelasan misi mungkin merupakan satu-satunya aset
terpenting bagi sebuah organisasi pemerintah. Lembaga pemerintah semakin
mencari kejelasan dengan membuat kejelasan berbagai pernyataan misi. Peran sebuah
pernyataan misi, papar kepala polisi David Cauper dari Madison, wisconsin,
adalah untuk mempokuskan pada tujuan organisasi untuk menarik perhatian
terhadap hal penting dan untuk menetapkan sasaran organisasi guna
menyellaraskan setiap praktek organisasi dengan nilai. Pengalaman dalam
mendiskusikan tujuan fundamental dari sebuah organisasi yang memperdebatkan
seluruh asumsi dan pandangan yang berbeda yang dipegang oleh para anggotanya
dan menyetujui satu misi dasar dapat menjadi hal yang berpengaruh kuat.
Sehingga dengan pernyataan tersebut dapatmembantu orang disemua tingkat untuk
memutuskan apa yang semestinya mereka lakukan dan apa yang semestinya mereka
hentikan.
2.
Chunking
dan Hiving
Peters
dan
Waterman menyebut proses ini chunking yaitu memecah organisasi besar
menjadi kelompok-kelompok kecil dan hiving yaitu menyatukan beberapa tim
dan organisasi-organisasi baru. Organisasi baru ini harus dibangun berdasarkan
daerah kekuasaan ketimbang berdasarkan misi cenderung menderita schizofrenia.
Departeman perdagangan yang menangani persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
bisnis ketimbang dengan satu misi tertentu secara simultan harus mengatur
bisnis yang ada dan mencoba merekrut bisnis baru. Pemecahannya adalah melakukan
reorganisasi berdasarkan misi, bukan berdasarkan daerah yang di klaim.
3.
Menciptakan
suatu kultur didalam misi
Untuk
menanamkan misi sebuah organisdasi pada para onggotanya, pemimpin membangun
suatu kultur berdasarkan misi tersebut. Mereka mengartikulasikan nilai-nilai
mereka dan model prilaku yang mereka inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar