Senin, 02 Agustus 2010

Prinsip Reinventing Government - 8: Pemerintahan Antisipatif (Anticipatory Government)


Artinya adalah bahwa pemerintahan yang antisipatif berusaha mencegah masalah ketimbang memberi pelayanan untuk memperbaiki. Pemerintah harus selalu mengantisipasi masalah publik agar mampu melakukan tindakan preventif (pencegahan). Apabila ini dilakukan maka akan mendapatkan biaya yang jauh lebih murah dari pada mengatasi masalah tersebut menjadi kenyataan. Hal ini dapat dilakukan dengan memakai perencanaan yang strategis, melihat visi kedepan untuk tinjauan ke masa depan yang lebih baik.

Osborne dan Gaebler menganjurkan agar pemerintah ertindak antisipatif ini dilatarbelakangi oleh suatu kebiasaan masyarakat, dimana selama berabad-abad kita diajarkan untuk memuja nenek moyang dan setia kepada tradisi, dan adalah bagus bila kita berbuat demikian. Tetapi sekarang, karena adanya hal-hal baru dan banyaknya tantangan yang menyerang kita dari masa depan, kita perlu melakukan sesuatu yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Dan yang saya takutkan, sekarang kita tidak bisa melakukanya: kita harus memuja keturunan kita; kita harus mencintai anak cucu kita lebih daripada kita mencintai diri kita sendiri (Jim Dator, futuris dari Universitas Hawai)

Pemerintahan tradisional yang birokrasi memusatkan pada penyediaan untuk memerangi masalah. Untuk menghadapi sakit, mereka mendanai pelayanan perawatan kesehatan. Untuk menghadapi kejahatan, mereka mendanai lebih banyak polisi. Untuk memerangi kebakaran, mereka membeli lebih banyak truk pemadam kebakaran.

Ada saatnya ketika pemerintah kita harus lebih memusatkan pada pencegahan: pada pembangunan sistem air dan pembuangan air kotor, untuk mencegah kebakaran; pada pengawasan terhadap susu, daging, dan restoran, untuk mencegah sakit; pada riset yang akan menghasilkan vaksin dan pengobatan medis lain untuk membasmi penyakit

Tetapi ketika mereka mengembangkan kapasitas yang lebih besar lagi untuk menyampaikan pelayanan, perhatian mereka bergeser. Ketika departemen pemadam kebakaran menjadi profesional, mereka pengembangkan seni membasmi kebakaran, bukanya pencagahan. Ketika departemen kepolisian menjadi profesional, mereka berkonsentrasi pada pengangkapan penjahat, bukannya membantu masyarakat mencagah kejahatan. Bahkan agen-agen lingkungan, sembari cepat mengakui keungulan dari pencegahan, bagaimanapun juga mendapati diri mereka menghabiskan sebagian besar uang untuk membersihkan polusi.

Model birokarasi membawa serta keasyikan dengan penyampaian jasa – dengan mendayung bukan mengemudikan. Dan organisasi-organisasi yang memusatkan energi terbaik mereka pada mendayung jarang yang mencurahkan pada mengemudikan. Mereka mengembangkan visi terowongan. Karena mereka dipromosikan oleh profesional dan birokrat untuk berpikir bahwa pemeritahan seperti penyampaian jasa/pelayanan, mereka menunggu sampai suatu persoalan menjadi suatu krisis, kemudian menawarkan pelayanan baru lagi yang terkena pengaruh – tunaawisma di jalanan, anak putus sekolah, pemakaian obat-obatan terlarang. Dengan demikian kita banyak membayar untuk mengatasi gejala – dengan lebih banyak polisi, lebih banyak penjara, lebih banyak tunjangan dan bantuan perawatan yang lebih tinggi – sedangkan strategi pencegahan sangat kurang.

Dalam suatu masa bilamana perubahan datang dengan kecepatan yang menakutkan, ketidakpedulian akan masa epan merupakan kelemahan yang mematikan. Dalam era global village sekarang ini, peristiwa di Jepang atau Kuwait dengan seketika dapat membalikkan dunia kita. Tanyakan kepada negara-negara Rust Belt, yang menyaksikan seluruh industri mati pada awal 1980-an. Atau tanyakan kepada negara-negara minyak, yang menyaksikan pendapatan pajak mereka menurun ketika harga minyak anjlok . “Dahulu pemerintah bisa tidur,” kata ahli politik John Bryson. “Tetapi kita sekarang tidur di atas kasur air – dan kita tidak sendirian di atas kasur. Bila ada yang bergerak di atas kasur, kita akan bangun.” Negara telah mengalihkan dolar dari pengobatan berteknologi tinggi yang dirancang untuk memperpanjang umur bayi yang telah lemah ke pengobatan pencegahan yang dirancang untuk memberikan kelahiran baru suatu permulaan yang sehat.

Pemerintahan yang antisipatif mempunyai dua hal yang mendasar; mereka menggunakan satu ons pencegahan, ketimbang satu pon pengobatan; dan mereka melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk membangun pandangan ke depan dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu lingkungan politis, di mana kelompok yang berkempentingan secara konstan menekan pejabat pemerintah untuk membuat keputusan jangka pendek, tidaklah mudah. Karena itu pemerintahan yang antisipatif didesak untuk mengubah insetif yang menggerakkan pejabat-pejabatnya.

Pentingnya pemerintahan antisipatif ini adalah bahwa upaya pencegahan sesungguhnya lebih menyelesaikan masalah dari pada memberikan pelayanan ketika masalah tersebut muncul. Mengutip Ernst Schumacher, “mencegah penyakit lebih mudah dan lebih murah ketimbang mengobatinya; mencegah kejahatan lebih mudah dan lebih murah ketimbang menghadapinya”. Demikian yang ditulis David Morris, pendiri Institut Ketahanan Diri Daerah, dalam makalahnya di tahun 1983 untuk kota St. Paul “The Homegrown Economy.”

Perbedaan paling tajam antara pemerintah yang reaktif dengan yang preventif dapat diketemukan pada suatu tempat di mana hanya sedikit orang yang hanya memperhatikannya; departemen pemadam kebakaran. Amerika Serikat saat ini mempunyai catatan yang mengerikan. Menurut Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional, kami mempunyai tingkat fasilitas tertinggi dalam hal kebakaran di dunia industri. Mengapa? Karena sebagian besar uang dikeluarkan untuk merespon kebakaran, bukan untuk mencegahnya.

Kami mempunyai undang-undang bangunan, tetapi kami sangat mengandalkan respons yang pasif sewaktu mulai terjadi kebakaran. “Kita adalah masyarakat pemboros; kita sangat takjub dengan teknologi AS yang kita pikir dapat memecahkan setiap persoalan setelah kejadian. Jika departemen pemadam kebakaran diberi anggaran secara lump-sump dan dibolehkan menyimpan penghematannya, dorongan semacam itu akan berubah, kata Kepala Pemadam Kebakaran Palm Springs, Tom Robertson, mantan presiden Asosiasi Kepala Pemadam Kebakaran California.

Bentuk pencegahan lain telah muncul di kota-kota seperti Boston dan New York, yang telah mengurangi tingkat kebakaran dengan meneliti pola kebakaran, tingkat kekosongan dan masa cenderung terjadi. Pemilik rumah mendapat insentif finansial untuk melakukan tindakan pencegahan dan kota mendapatkan dividen finansial dari perusahaan asuransi jika tingkat kerugiannya cukup rendah.

Dalam aspek atau bidang kesehatan, selama tahun 1970-an, Departemen Kesehatan AS memperkirakan bahwa 50% penyakit berkaitan dengan perilaku, 20% berkaitan dengan lingkungan, 20% denngan genetika, dan 1% dengan perawatan medis. Merokok menyebabkan kanker, kegemukkan menyebabkan penyakit jantung.Polusi udara menimbulkan biaya perawatan kesehatan 40 milyar dolar setahun. Stres membenani bisnis lebih dari 150 juta setahun, sesuai dengan beberapa perkiraan. Sebuah tim riset pada University of Louisiville menyimpulkannya begini: “Cara kita hidup sendirilah yang menyebabkan kita sakit”.

Karena era industri telah memberi jalan menuju banyaknya informasi, orang mulai memberi perhatian lebih banyak pada pemeliharaan kesehatan. Pemerintah telah berusa mengubah perilaku warganya. Pemerintah federal melarang merokok di pesawat terbang. Pemerintahan California telah mensyaratkan dicantumkanmnya bahaya bagi kesehatan pada semua minuman beralkohol dan pada semua yang berjualan alkohol

Selain itu, perlindungan telah membuat langkah terbesarnya dalam bidang lingkungan. Majalah Governing menyimpulkan situasi ini pada tahun 1991 sebagai berikut:

Sekarang peraturan pemerintah federal dan negara bagian dan konsekuensinya, hampir semua perkembangan teknologi-memfokuskan pada “pemisahan dan pemusnahan limbah”. Tujuannya adalah untuk mengolah polutan untuk mengurangi tingkat emisi atmosfir dengan menggunakan sistem cerobong asap, pipa pembuangn, atau penyaluran air. Sementara itu, ada kecenderungan yang terus berkembang menuju “pencegahan polusi” dan pengurangan limbah”. Hal ini memerlukan pengurangan produksi polusi pada sumbernya, melalui pengolahan ulang, menggunakan bahan yang tidak begitu terpolusi dan menggantungkan pada sumber energi “yang lebih bersih”

Pada bagian berikutnya Osborne dan Gaebler menjelaskan bahwa beberapa pemerintah tidah hanya mencoba untuk mencegah masalah, mereka bekerja untuk mengantisipasi masa depan memasang radar. Hal semacam ini sangat sulit dilakukan dalam lingkungan politik jangka pendek sekarang, meskipun nilainya memang sangat penting.

Di dunia ada tiga jenis orang, yakni mereka yang membuat sesuatu menjadi terjadi, mereka yang menyaksikan yang terjadi, dan mereka yang tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sayangnya, kebanyakan pemerintah tidak mengetahui apa yang menimpa dirinya. Ketika National Confrence of State Legislature ditanya oleh para pemimpin legislatif beberapa tahun yang lalu mengenai apa yang paling perlu diperbaiki oleh negara bagian, akhirnya dengan suara bulat jawaban mereka adalah kemampuan untuk menghadapi kemajuan jangka panjang. “Kita berada dalam pemerintahan yang menghadapi krisis“, kata Andre Duncan, yang mengelola Housing Auotority of Louisiville. “Kita menunggu sampai kekacauan di depan kit dan kemudian kita bertanya, apa yang bisa kita lakukan sekarang? dan bukannya memikirkan “Apa yang akan terjadi di masa mendatang? Mari kita buat rencana untuk menghadapinya dan mengantisipasinya.”

Toffler berpendapat bahwa kita membutuhkan sistem politik yang mampu bergeser melalui kesemrawutan ini untuk menemukan kepentingan bersama-proses yang bisa menyatukan berbagai pendapat untuk mendapatkan visi kolektif mengenai masa depan. Di akhir bukunya dia menuliskan frase kesimpulannya “Demokrasi antisipatif”.

Dalam 20 tahun terakhir, proses antisipatif telah menjadi hal yang umum. Teknik yang paling sederhana, dalam lingkungan politik, adalah komosi masa depan-sebuah proses di mana warga negara bisa menganalisis trend, mengembangkan skenario analisis masa depan, dan menetapkan rekomendasi dan sasaran untuk masyarakat. Komisi masa depan sering diciptakan oleh komunitas yang memiliki pengalaman traumatis, seperti kebangkrutan ekonomi.

Proyek masa depan pertama, sebenarnya berada di Dallas stelah shock akibat pembunuhan presiden Kennedy. Dituduh oleh media nasional sebagai “ibukotanya bangsa pembenci”, Dallas menemukan dirinya berad di bawah pengaruh atas sifat ultrakonservatifnya, struktu kekuasaan yang didominasi kaum bisnis, dan perlawanannya atas hak-hak sipil. Untuk menangkis citra ini, walikota menyerah menghadapi seorang anggota konggres yang konservatif, dan Charter Citizens Association yang didominasi oleh bisnis mencalonkan seorang aktifis di kalangan bisnis yang bernama Eroik Jonsson sebagai walikota.

Barangkali proyek yang paling sukses adalah yang dilakukan oleh DPR Florida. Jabatan ketua di Florida berputar setiap dua tahun. Pada tahun 1985, Jon Millis meyakinkan pendahulunya untuk mengijinkan dia memimpin Komite Penasihat Ketua Komite Masa Depan yang terdiri dari 45 warga dan 7 anggota Dewan. Di bawah kepemimpinannya, komite itu menghabiskan dua tahun untuk mengembangkan seperangkat isu dan sasaran jangka panjang, kemudian menerbitkan apa yang disebut The Sunrise Report.

Sebagai instrumen untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan dunia dan berbagai implikasinya, maka diperlukan perencanaan strategis (strategic planning), yaitu suatu cara untuk mengantisipasi masa depan, atau cara untuk membuat keputusan berdasarkan pandangan ke depan. Sejumlah lembaga publik yang terus meningkat telah berupaya untuk berbuat demikian, dengan menggunakan disiplin di sektor swasta yang dikenal dengan perencanaan strategis. Intinya, perencanaan strategis adalah proses penelitian situasi yang sedang berlangsung serta arah ke masa depan dari suatu organisasi dan masyarakat, penetapan saasran, pengembangan strategi untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengukur hasilnya. Proses perencanaan strategis yang berbeda mempunyai keahlian inovasi yang berbeda, tetapi kebanyakan melibatkan sejumlah langkah dasar, yakni:

·         Analisis situasi, internal dan eksternal;
·         Diagnosis, atau indentifikasi isu-isu kunci yang dihadapi organisasi;
·         Definisi dari misi yang mendasar dari organisasi;
·         Pengungkapan sasaran dalam organisasi;
·         Penciptaan visi seperti apa keberhasilan itu;
·         Pengembangan strategi untuk mewujudkan sasaran dan visi;
·         Pengembangan jadwal dari sasaran tersebut;
·         Pengukuran dan evaluasi dari hasil.

Namun kusus dalam pemerintahan diperlukan suatu unsur yang lain yakni konsensus. Suatu pemerintahan mempunyai lebih banyak stakeholder (pihak-pihak yang berkepentingan) daripada bisnis, dan sebagian besar mereka memberikan suara. Untuk mengubah segala sesuatu yang paling penting, banyak pemilik kepentingan itu harus setuju. Ini merupakan bagian yang paling banyak dilupakan dalam perencanaan strategis sektor swasta, menurut Jhon Bryson, pengarang buku Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations.

Perencanaan strategis bukanlah sesuatu yang dikerjakan sekali, untuk mengembangkan rencana, melainkan suatu proses yang berulang secara teratur. Unsur terpenting bukanlah suatu rencana, melainkan perencanaan. Dalam keadaan paling baik, perencanan strategis menembus budaya organisasi, membentuk pikiran yang hampir intuitif tentang ke mana akan melangkah dan apa yang penting. Perencanaan strategis adalah antitesis politik. Perencanaan mengasumsikan lingkungan yang sangat rasional. Perencanaan strategis menyangkut masalah masa depan baik itu berupa jangka pendek maupun jangka panjang. Perencanaan dimaksud tentu sangat erat kaitannya sengan insentif.

Seorang prresiden dapat menentukan dapat menentukan program jangka panjang yang koheren dan menggunakan disiplin partai uuntuk memaksa anggota legislatif untuk sering dengannya, dengan tujuan memperoleh perlindungan politik. Hal semacam ini tetap menjadi kasusu dalam sistem parlemen. Lain hal dengan di Amerika, legislatif berjalan lebih sebagai individu, mengumpulkan uang sendiri dan jatuh serta bangkit karena reputasinya sendiri dan catatan suaru mereka sendiri. Dengan demikian sebenarnya mereka tidak mempunya insentif untuk melihat lebih jauh tentang perencanaan jangka pendeknya.

Ada cara-cara untuk membentuk pandangan ke depan sekalipun dalam lingkungan politis yaitu dengan memperkuat pandangan ke depan pada dewan atau badan legislatif, mengubah insentif untuk mendorong para pengambil keputusan. Pemerintah yang bersifat wirausaha telah berupaya melakukannya dengan beberapa cara mengubah sistem anggaran, mengubah sistem akuntansi, membentuk pemerintah regional, serta memperbaharui sistem pemilihan.

Dalam rangka perencanaan strategik, khususnya dibidang penganggaran, maka dilihat dari dimensi waktu atau jangkauan wilayahnya, dapat dikelompokkan menjadi menjadi Penganggaran Jangka Panjang dan Penganggaran Lintas Departemen.Bentuk palling sederhana dan paling terkenal dari penganggaran jangka panjang adalah adanya dana cadangan guna menghadapi terjadinya resesi atau kejadian yang bersifat insidentil. Selain itu dan kontingensi ini digunakan untuk menghadapi masalah yang akan datang atau masa depan (dana cadangan “masa paceklik”).

Dalam setiap lembaga orang memberikan perhatian khusus pada perhitungan anggaran. Anggaran adalah salah satu metode menghitung: sistem akunting juga merupakan metode menghitung, dan dalam pemerintahan sistem akunting memberi ringkasan jangka panjang. Ada perbedaan akunting dalam dunia bisnis dan pemerintahan:

·         Akunting bisnis atau accrual accounting (hutang, komitmen untuk membayar pensiun) dihitung sebagai pengeluaran.
·         Akunting Pemerintahan atau cash accounting; tidak ada yang dianggap sebagai pengeluaran sebelum uang benar-benar dibayarkan atau sering juga disebut accrual accounting yang dimodifikasi.

Oleh karena itu pemerintah dapat mengabaikan berbagai kewajibannya di masa depan, jauh kedepan sebelum memiliki kemampuan membayar. Pada semua tingkat pemerintahan catatan akunting hampir semuanya mengabaikan aset yang dimiliki kondisi perbaikannya dan nilainya. Oleh karena sistem ini menyiratkan bahwa tidak perlu biaya untuk menggunakan aset yang ada. Sesungguhnya sistem ini mengesankan yang sebaliknya dengan mencatat biaya pemeliharaan sebagai biaya lancar, sistem ini membuatnya nampak lebih murah untuk memanfaatkan asset dari pada menjaganya dalam keadaan baik.

Terlebih lagi untuk lingkungan pemerintahan regional / daerah, semangat antisipasi ini perlu dikembangkan terus menerus mengingat mereka adalah jajaran aparatur pemerintahan terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Sebab jika mereka tidak memiliki daya antisipasi sementara masyarakat memiliki dinamika yang semakin kompleks, maka fungsi pelayanan pemerintah daerah akan menjadi terbengkalai.

Bangsa AS selalu lebih menyukai solusi yang pragmatis dan seketika untuk menyebarkan reformasi pemerintahan yang baik. Tepatnya adalah bagaimana mereka menangani masalah regional, sebagian besar area telah membentuk badan-badan regional untuk menangani fungsi-fungsi khusus: otoritas transit, otoritas air regional, dan otoritas perencanaan regional. Ada 20 negara bagian AS bergabung untuk membentuk pemerintahan regional yang lebih efekti, walaupun pada akhirnya ada ketidaksepakatan sehingga beberapa wilayah yang bebeda memilih jalan yang berbeda. Tetapi perlu dicatat bahwa kebanyakan wilayah berada di bawah tekanan untuk bekerjasama untuk menangani masalah baru yang dihadapi dari kawasan metropolitan.

Tidak ada komentar: