Artinya
adalah bahwa pemerintahan yang antisipatif berusaha mencegah masalah ketimbang
memberi pelayanan untuk memperbaiki. Pemerintah harus selalu mengantisipasi masalah
publik agar mampu melakukan tindakan preventif (pencegahan). Apabila ini
dilakukan maka akan mendapatkan biaya yang jauh lebih murah dari pada mengatasi
masalah tersebut menjadi kenyataan. Hal ini dapat dilakukan dengan memakai
perencanaan yang strategis, melihat visi kedepan untuk tinjauan ke masa depan
yang lebih baik.
Osborne dan Gaebler
menganjurkan agar pemerintah ertindak antisipatif ini dilatarbelakangi oleh
suatu kebiasaan masyarakat, dimana selama berabad-abad kita diajarkan untuk
memuja nenek moyang dan setia kepada tradisi, dan adalah bagus bila kita
berbuat demikian. Tetapi sekarang, karena adanya hal-hal baru dan banyaknya
tantangan yang menyerang kita dari masa depan, kita perlu melakukan sesuatu
yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Dan yang saya takutkan, sekarang
kita tidak bisa melakukanya: kita harus memuja keturunan kita; kita harus
mencintai anak cucu kita lebih daripada kita mencintai diri kita sendiri (Jim
Dator, futuris dari Universitas Hawai)
Pemerintahan
tradisional yang birokrasi memusatkan pada penyediaan untuk memerangi masalah.
Untuk menghadapi sakit, mereka mendanai pelayanan perawatan kesehatan. Untuk
menghadapi kejahatan, mereka mendanai lebih banyak polisi. Untuk memerangi
kebakaran, mereka membeli lebih banyak truk pemadam kebakaran.
Tetapi
ketika mereka mengembangkan kapasitas yang lebih besar lagi untuk menyampaikan
pelayanan, perhatian mereka bergeser. Ketika departemen pemadam kebakaran
menjadi profesional, mereka pengembangkan seni membasmi kebakaran, bukanya
pencagahan. Ketika departemen kepolisian menjadi profesional, mereka
berkonsentrasi pada pengangkapan penjahat, bukannya membantu masyarakat
mencagah kejahatan. Bahkan agen-agen lingkungan, sembari cepat mengakui
keungulan dari pencegahan, bagaimanapun juga mendapati diri mereka menghabiskan
sebagian besar uang untuk membersihkan polusi.
Model birokarasi membawa serta keasyikan dengan
penyampaian jasa – dengan mendayung bukan mengemudikan. Dan
organisasi-organisasi yang memusatkan energi terbaik mereka pada mendayung
jarang yang mencurahkan pada mengemudikan. Mereka mengembangkan visi
terowongan. Karena mereka dipromosikan oleh profesional dan birokrat untuk
berpikir bahwa pemeritahan seperti penyampaian jasa/pelayanan, mereka menunggu
sampai suatu persoalan menjadi suatu krisis, kemudian menawarkan pelayanan baru
lagi yang terkena pengaruh – tunaawisma di jalanan, anak putus sekolah,
pemakaian obat-obatan terlarang. Dengan demikian kita banyak membayar untuk
mengatasi gejala – dengan lebih banyak polisi, lebih banyak penjara, lebih
banyak tunjangan dan bantuan perawatan yang lebih tinggi – sedangkan strategi
pencegahan sangat kurang.
Dalam suatu masa bilamana perubahan datang dengan kecepatan
yang menakutkan, ketidakpedulian akan masa epan merupakan kelemahan yang
mematikan. Dalam era global village sekarang ini, peristiwa di Jepang atau
Kuwait dengan seketika dapat membalikkan dunia kita. Tanyakan kepada
negara-negara Rust Belt, yang menyaksikan seluruh industri mati pada awal
1980-an. Atau tanyakan kepada negara-negara minyak, yang menyaksikan pendapatan
pajak mereka menurun ketika harga minyak anjlok . “Dahulu pemerintah bisa
tidur,” kata ahli politik John Bryson. “Tetapi kita sekarang tidur di atas
kasur air – dan kita tidak sendirian di atas kasur. Bila ada yang bergerak di
atas kasur, kita akan bangun.” Negara telah mengalihkan dolar dari pengobatan
berteknologi tinggi yang dirancang untuk memperpanjang umur bayi yang telah
lemah ke pengobatan pencegahan yang dirancang untuk memberikan kelahiran baru
suatu permulaan yang sehat.
Pemerintahan yang antisipatif mempunyai dua hal yang
mendasar; mereka menggunakan satu ons pencegahan, ketimbang satu pon
pengobatan; dan mereka melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk membangun
pandangan ke depan dalam pengambilan keputusan. Dalam suatu lingkungan politis,
di mana kelompok yang berkempentingan secara konstan menekan pejabat pemerintah
untuk membuat keputusan jangka pendek, tidaklah mudah. Karena itu pemerintahan
yang antisipatif didesak untuk mengubah insetif yang menggerakkan
pejabat-pejabatnya.
Pentingnya pemerintahan antisipatif ini adalah bahwa
upaya pencegahan sesungguhnya lebih menyelesaikan masalah dari pada memberikan
pelayanan ketika masalah tersebut muncul. Mengutip Ernst Schumacher, “mencegah
penyakit lebih mudah dan lebih murah ketimbang mengobatinya; mencegah kejahatan
lebih mudah dan lebih murah ketimbang menghadapinya”. Demikian yang ditulis
David Morris, pendiri Institut Ketahanan Diri Daerah, dalam makalahnya
di tahun 1983 untuk kota St. Paul “The Homegrown Economy.”
Perbedaan paling tajam antara pemerintah yang reaktif
dengan yang preventif dapat diketemukan pada suatu tempat di mana hanya sedikit
orang yang hanya memperhatikannya; departemen pemadam kebakaran. Amerika
Serikat saat ini mempunyai catatan yang mengerikan. Menurut Asosiasi
Perlindungan Kebakaran Nasional, kami mempunyai tingkat fasilitas tertinggi
dalam hal kebakaran di dunia industri. Mengapa? Karena sebagian besar uang
dikeluarkan untuk merespon kebakaran, bukan untuk mencegahnya.
Kami mempunyai undang-undang bangunan, tetapi kami sangat
mengandalkan respons yang pasif sewaktu mulai terjadi kebakaran. “Kita adalah
masyarakat pemboros; kita sangat takjub dengan teknologi AS yang kita pikir
dapat memecahkan setiap persoalan setelah kejadian. Jika departemen pemadam
kebakaran diberi anggaran secara lump-sump dan dibolehkan menyimpan
penghematannya, dorongan semacam itu akan berubah, kata Kepala Pemadam
Kebakaran Palm Springs, Tom Robertson, mantan presiden Asosiasi Kepala
Pemadam Kebakaran California.
Bentuk pencegahan lain telah muncul di kota-kota seperti
Boston dan New York, yang telah mengurangi tingkat kebakaran dengan meneliti
pola kebakaran, tingkat kekosongan dan masa cenderung terjadi. Pemilik rumah
mendapat insentif finansial untuk melakukan tindakan pencegahan dan kota
mendapatkan dividen finansial dari perusahaan asuransi jika tingkat kerugiannya
cukup rendah.
Dalam aspek atau bidang kesehatan, selama tahun 1970-an,
Departemen Kesehatan AS memperkirakan bahwa 50% penyakit berkaitan dengan
perilaku, 20% berkaitan dengan lingkungan, 20% denngan genetika, dan 1% dengan
perawatan medis. Merokok menyebabkan kanker, kegemukkan menyebabkan penyakit
jantung.Polusi udara menimbulkan biaya perawatan kesehatan 40 milyar dolar
setahun. Stres membenani bisnis lebih dari 150 juta setahun, sesuai dengan
beberapa perkiraan. Sebuah tim riset pada University of Louisiville
menyimpulkannya begini: “Cara kita hidup sendirilah yang menyebabkan kita
sakit”.
Karena era industri telah memberi jalan menuju banyaknya
informasi, orang mulai memberi perhatian lebih banyak pada pemeliharaan
kesehatan. Pemerintah telah berusa mengubah perilaku warganya. Pemerintah
federal melarang merokok di pesawat terbang. Pemerintahan California telah
mensyaratkan dicantumkanmnya bahaya bagi kesehatan pada semua minuman
beralkohol dan pada semua yang berjualan alkohol
Selain itu, perlindungan telah membuat langkah
terbesarnya dalam bidang lingkungan. Majalah Governing menyimpulkan situasi ini
pada tahun 1991 sebagai berikut:
Sekarang peraturan pemerintah federal
dan negara bagian dan konsekuensinya, hampir semua perkembangan
teknologi-memfokuskan pada “pemisahan dan pemusnahan limbah”. Tujuannya adalah
untuk mengolah polutan untuk mengurangi tingkat emisi atmosfir dengan
menggunakan sistem cerobong asap, pipa pembuangn, atau penyaluran air.
Sementara itu, ada kecenderungan yang terus berkembang menuju “pencegahan
polusi” dan pengurangan limbah”. Hal ini memerlukan pengurangan produksi polusi
pada sumbernya, melalui pengolahan ulang, menggunakan bahan yang tidak begitu
terpolusi dan menggantungkan pada sumber energi “yang lebih bersih”
Pada bagian berikutnya Osborne dan Gaebler menjelaskan
bahwa beberapa pemerintah tidah hanya mencoba untuk mencegah masalah, mereka
bekerja untuk mengantisipasi masa depan memasang radar. Hal semacam ini sangat
sulit dilakukan dalam lingkungan politik jangka pendek sekarang, meskipun
nilainya memang sangat penting.
Di dunia ada tiga jenis orang, yakni mereka yang membuat
sesuatu menjadi terjadi, mereka yang menyaksikan yang terjadi, dan mereka yang
tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sayangnya, kebanyakan pemerintah
tidak mengetahui apa yang menimpa dirinya. Ketika National Confrence of
State Legislature ditanya oleh para pemimpin legislatif beberapa tahun yang
lalu mengenai apa yang paling perlu diperbaiki oleh negara bagian, akhirnya
dengan suara bulat jawaban mereka adalah kemampuan untuk menghadapi kemajuan
jangka panjang. “Kita berada dalam pemerintahan yang menghadapi krisis“, kata Andre
Duncan, yang mengelola Housing Auotority of Louisiville. “Kita menunggu
sampai kekacauan di depan kit dan kemudian kita bertanya, apa yang bisa kita
lakukan sekarang? dan bukannya memikirkan “Apa yang akan terjadi di masa
mendatang? Mari kita buat rencana untuk menghadapinya dan mengantisipasinya.”
Toffler berpendapat bahwa kita membutuhkan sistem politik yang mampu bergeser
melalui kesemrawutan ini untuk menemukan kepentingan bersama-proses yang bisa
menyatukan berbagai pendapat untuk mendapatkan visi kolektif mengenai masa
depan. Di akhir bukunya dia menuliskan frase kesimpulannya “Demokrasi
antisipatif”.
Dalam
20 tahun terakhir, proses antisipatif telah menjadi hal yang umum. Teknik yang paling sederhana, dalam lingkungan politik, adalah komosi masa
depan-sebuah proses di mana warga negara bisa menganalisis trend, mengembangkan
skenario analisis masa depan, dan menetapkan rekomendasi dan sasaran untuk
masyarakat. Komisi masa depan sering diciptakan oleh komunitas yang memiliki
pengalaman traumatis, seperti kebangkrutan ekonomi.
Proyek masa depan pertama, sebenarnya berada di Dallas
stelah shock akibat pembunuhan presiden Kennedy. Dituduh oleh media
nasional sebagai “ibukotanya bangsa pembenci”, Dallas menemukan dirinya berad
di bawah pengaruh atas sifat ultrakonservatifnya, struktu kekuasaan yang
didominasi kaum bisnis, dan perlawanannya atas hak-hak sipil. Untuk menangkis
citra ini, walikota menyerah menghadapi seorang anggota konggres yang
konservatif, dan Charter Citizens Association yang didominasi oleh bisnis
mencalonkan seorang aktifis di kalangan bisnis yang bernama Eroik Jonsson
sebagai walikota.
Barangkali proyek yang paling sukses adalah yang
dilakukan oleh DPR Florida. Jabatan ketua di Florida berputar setiap dua tahun.
Pada tahun 1985, Jon Millis meyakinkan pendahulunya untuk mengijinkan dia
memimpin Komite Penasihat Ketua Komite Masa Depan yang terdiri dari 45 warga
dan 7 anggota Dewan. Di bawah kepemimpinannya, komite itu menghabiskan dua
tahun untuk mengembangkan seperangkat isu dan sasaran jangka panjang, kemudian
menerbitkan apa yang disebut The Sunrise Report.
Sebagai instrumen untuk dapat mengantisipasi setiap
perkembangan dunia dan berbagai implikasinya, maka diperlukan perencanaan
strategis (strategic planning), yaitu suatu cara untuk
mengantisipasi masa depan, atau cara untuk membuat keputusan
berdasarkan pandangan ke depan. Sejumlah lembaga publik yang terus
meningkat telah berupaya untuk berbuat demikian, dengan menggunakan disiplin di
sektor swasta yang dikenal dengan perencanaan strategis. Intinya, perencanaan
strategis adalah proses penelitian situasi yang sedang berlangsung serta
arah ke masa depan dari suatu organisasi dan masyarakat, penetapan saasran,
pengembangan strategi untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengukur hasilnya.
Proses perencanaan strategis yang berbeda mempunyai keahlian inovasi yang
berbeda, tetapi kebanyakan melibatkan sejumlah langkah dasar, yakni:
·
Analisis situasi, internal dan eksternal;
·
Diagnosis, atau indentifikasi isu-isu kunci yang dihadapi organisasi;
·
Definisi dari misi yang mendasar dari organisasi;
·
Pengungkapan sasaran dalam organisasi;
·
Penciptaan visi seperti apa keberhasilan itu;
·
Pengembangan strategi untuk mewujudkan sasaran dan visi;
·
Pengembangan jadwal dari sasaran tersebut;
·
Pengukuran dan evaluasi dari hasil.
Namun kusus dalam pemerintahan diperlukan suatu unsur
yang lain yakni konsensus. Suatu pemerintahan mempunyai lebih banyak stakeholder
(pihak-pihak yang berkepentingan) daripada bisnis, dan sebagian besar mereka
memberikan suara. Untuk mengubah segala sesuatu yang paling penting, banyak
pemilik kepentingan itu harus setuju. Ini merupakan bagian yang paling banyak
dilupakan dalam perencanaan strategis sektor swasta, menurut Jhon Bryson,
pengarang buku Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations.
Perencanaan strategis bukanlah sesuatu yang dikerjakan
sekali, untuk mengembangkan rencana, melainkan suatu proses yang berulang
secara teratur. Unsur terpenting bukanlah suatu rencana, melainkan perencanaan.
Dalam keadaan paling baik, perencanan strategis menembus budaya organisasi,
membentuk pikiran yang hampir intuitif tentang ke mana akan melangkah dan apa
yang penting. Perencanaan strategis adalah antitesis politik. Perencanaan
mengasumsikan lingkungan yang sangat rasional. Perencanaan strategis menyangkut masalah masa depan baik itu berupa jangka
pendek maupun jangka panjang. Perencanaan dimaksud tentu sangat erat kaitannya
sengan insentif.
Seorang prresiden dapat menentukan dapat menentukan
program jangka panjang yang koheren dan menggunakan disiplin partai uuntuk
memaksa anggota legislatif untuk sering dengannya, dengan tujuan memperoleh
perlindungan politik. Hal semacam ini tetap menjadi kasusu dalam sistem
parlemen. Lain hal dengan di Amerika, legislatif berjalan lebih sebagai
individu, mengumpulkan uang sendiri dan jatuh serta bangkit karena reputasinya
sendiri dan catatan suaru mereka sendiri. Dengan demikian sebenarnya mereka
tidak mempunya insentif untuk melihat lebih jauh tentang perencanaan jangka
pendeknya.
Ada cara-cara untuk membentuk pandangan ke depan
sekalipun dalam lingkungan politis yaitu dengan memperkuat pandangan ke depan
pada dewan atau badan legislatif, mengubah insentif untuk mendorong para
pengambil keputusan. Pemerintah yang bersifat wirausaha telah berupaya
melakukannya dengan beberapa cara mengubah sistem anggaran, mengubah sistem
akuntansi, membentuk pemerintah regional, serta memperbaharui sistem pemilihan.
Dalam rangka perencanaan strategik, khususnya dibidang
penganggaran, maka dilihat dari dimensi waktu atau jangkauan wilayahnya, dapat
dikelompokkan menjadi menjadi Penganggaran Jangka Panjang dan Penganggaran Lintas Departemen.Bentuk
palling sederhana dan paling terkenal dari penganggaran jangka panjang adalah
adanya dana cadangan guna menghadapi terjadinya resesi atau kejadian yang
bersifat insidentil. Selain
itu dan kontingensi ini digunakan untuk menghadapi masalah yang akan datang
atau masa depan (dana cadangan “masa paceklik”).
Dalam
setiap lembaga orang memberikan perhatian khusus pada perhitungan anggaran.
Anggaran adalah salah satu metode menghitung: sistem akunting juga merupakan
metode menghitung, dan dalam pemerintahan sistem akunting memberi ringkasan
jangka panjang. Ada
perbedaan akunting dalam dunia bisnis dan pemerintahan:
·
Akunting
bisnis atau accrual accounting (hutang, komitmen untuk membayar pensiun)
dihitung sebagai pengeluaran.
·
Akunting Pemerintahan atau cash accounting;
tidak ada yang dianggap sebagai pengeluaran sebelum uang benar-benar
dibayarkan atau sering juga disebut accrual accounting yang dimodifikasi.
Oleh
karena itu pemerintah dapat mengabaikan berbagai kewajibannya di masa depan,
jauh kedepan sebelum memiliki kemampuan membayar. Pada semua tingkat
pemerintahan catatan akunting hampir semuanya mengabaikan aset yang dimiliki
kondisi perbaikannya dan nilainya. Oleh karena sistem ini menyiratkan bahwa
tidak perlu biaya untuk menggunakan aset yang ada. Sesungguhnya sistem ini
mengesankan yang sebaliknya dengan mencatat biaya pemeliharaan sebagai biaya
lancar, sistem ini membuatnya nampak lebih murah untuk memanfaatkan asset dari
pada menjaganya dalam keadaan baik.
Terlebih
lagi untuk lingkungan pemerintahan regional / daerah, semangat antisipasi ini
perlu dikembangkan terus menerus mengingat mereka adalah jajaran aparatur
pemerintahan terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Sebab jika
mereka tidak memiliki daya antisipasi sementara masyarakat memiliki dinamika
yang semakin kompleks, maka fungsi pelayanan pemerintah daerah akan menjadi
terbengkalai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar